Kamis, 14 Oktober 2010

5. METODE PENILAIAN MUTU KINERJA KARYAWAN

Ada beberapa metode atau teknik penilaian hubungan mutu SDM dengan kinerja karyawan dapat digunakan antara lain dengan pendekatan daftar periksa dan  metode pilihan yang dibuat. Pada setiap metode difokuskan pada hubungan faktor-faktor potensi individu karyawan (mutu SDM) dengan kinerjanya. Dalam praktiknya tidak ada satu pun teknik yang paling sempurna. Pasti ada saja keunggulan dan kelemahannya. Yang jauh lebih penting adalah bagaimana meminimumkan masalah–masalah yang mungkin didapat pada setiap teknik yang digunakan.
Metode daftar periksa mensyaratkan penilai untuk menyeleksi kata – kata atau pernyataan yang menggambarkan kinerja dan karakteristik karyawan. Metode ini dibuat sedemikian rupa dengan memberikan bobot tertentu pada setiap hal (item) yang terkait  dengan derajat kepentingan dari item tersebut. Misalnya, yang menyangkut aspek–aspek kerajinan bekerja, memelihara alat – alat kantor dengan baik, kerja sama yang kooperatif, karyawan memiliki rencana kerja sampai derajat perhatian terhadap petunjuk yang diberikan atasan dalam kaitannya dengan pelaksanaan di lapangan, dan sebagainya. Total bobot mencapai 100, kemudian semuanya diperiksa untuk melihat total bobot setiap karyawan. Metode ini relatif praktis dan terstandar. Namun apabila banyak digunakan pernyataan–pernyataan bersifat umum akan mengurangi keterkaitannya dengan pekerkaan itu sendiri.
Keunggulan metode ini adalah murah, meringankan keruwetan administrasi, pelatihan bagi penilai berkurang, dan terstandarisasi. Kelemahan meliputi bias dari penilai dalam bentuk halo efek, penggunaan kriteria personaliti sebagai pengganti kriteria kinerja, kesalahan penafsiran terhadap tiap item dari daftar periksa, dan pengguna bobot yang kurang sesuai dari departemen SDM. Selain itu, pendekatan ini tidak membenarkan penilai memberi penilaian relatif.
Berikut diberikan contoh model daftar periksa (checklist):
Petunjuk : Bacalah tiap item di bawah ini dan tentukan apakah individu karyawan yang anda rating menunjukkan mutu ni. Jika jawabannya “ya”, cantumkan tanda “V” di depan pernyataan. Jika jawabannya “tidak” tidak perlu diisi.
——-meminta bantuan ketika menghadapi masalah.
——-mengakui kontribusi mitra kerja lainnya pada produksi yang   dihasilkannya.
——-memelihara hubungan baik dengan karyawan lainnya.
——-mengambil prakarsa ketika dihadapkan pada situasi yang baru.
——-membutuhkan sejumlah instruksi berlebihan ketika dihadapkan pada situasi baru.
——-dapat meilhat lebih dari satu pilihan dalam menghadapi situasi baru.
——-secara bersinambung mampu memenuhi jadwal kegiatan 
Contoh lainnya adalah dengan menggunakan Daftar Periksa Tertimbang seperti di bawah ini:
Petunjuk  :
Di bawah ini ada daftar mutu yang Anda rating terhadap karyawan. Jika Anda yakin karyawan memiliki mutu seperti yang tercantum dalam daftar, maka isilah dengan tanda “V” di depan item; kalau tidak jangan diberi tanda.          Item                                                                                Nilai
———diminta untuk memberi nasehat pada karyawan lain…. 3.0
———mengikuti petunjuk dengan baik ………………………. 2.0
———tidak bekerja dengan baik dalam kelompok…………….1.0
———bekerja dengan baik tanpa supervisi langsung…………2.5
———secara bersinambung bekerja
           tak mencapai target waktu………………….. 2.0
———menerapkan perbaikan-perbaikan cepat pada pemasalahan
           yang berulang-ulang……………………………………….1.0
———memperlakukan karyawan lainnya secara jujur………1.0
Sementara itu metode pilihan yang dibuat mensyaratkan penilai untuk memilih pernyataan paling umum dalam setiap pasangan pernyataan tentang karyawan yang dinilai. Sering kedua pasangan pernyataan itu mengandung unsur – unsur positif dan negatif.
Sebagai contoh :
Bekerja dengan cepat ………………. Bekerja keras
Bekerja yang handal ……………….. Kinerja sebagai contoh bagus untuk    yang  lain 
Ketidakhadiran terlalu sering …. Biasanya terlambat
Spesialis SDM biasanya memberi kode pada setiap item pada formulir ke dalam kategori yang sudah ditentukan sebelumnya, seperti kemampuan belajar, kinerja, dan hubungan antarpersonal. Kemudian keefektifan dapat dihitung untuk tiap kategori dengan menambahkan jumlah waktu yang diisi oleh para penilai. Hasilnya kemudian menunjukkan aspek – aspek apa saja yang membutuhkan perbaikan lebih jauh. Di sini penyelia sebagai penilai, sementara para bawahan atau kelompok karyawan tertentu menyediakan evaluasinya.
Keunggulan metode ini adalah mengurangi bias penilai karena beberapa karyawan harus dinilai, seperti mulai dari posisi yang puncak sampai yang terbawah. Metode ini juga mudah dikelola dan cocok untuk pekerjaan yang beragam. Namun di sisi lain, walaupun praktis dan dengan mudah distandarisasi, pernyataan – pernyataan umum mungkin tidak spesifik terkait dengan pekerjaan. Jadi, metode ini bisa memiliki keterbatasan manfaat dalam membantu karyawan untuk memperbaiki kinerjanya. 
Diadopsi dari Tb Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala Hubeis,2007,Manajemen Mutu SDM,PT Ghalia Indonesia.

http://ronawajah.wordpress.com/2008/02/11/metode-penilaian-mutu-kinerja-karyawan/

4. Karyawan Yang Beretos Kerja Terbaik

”Jangan Meremehkan Anak Tangga Terbawah Dalam Pendakian Menuju Kesuksesan.” – Publilius Syrus

”Menyatu Adalah Awal; Tetap Bersama Adalah Kemajuan; Bekerja Bersama Adalah Kesuksesan.” – Henry Ford
Bila semua karyawan diperusahaan mampu bekerja dengan etos kerja terbaik, maka budaya perusahaan akan bertransformasi menjadi budaya high trust.  Budaya high trust akan menghasilkan kredibilitas yang menciptakan rasa percaya setiap stakeholder kepada reputasi perusahaan. Untuk itu, perusahaan harus memiliki tindakan nyata untuk menanam etos kerja yang berkualitas di dalam DNA organisasi. Penanaman ini harus dimulai dari mind set setiap karyawan dan pimpinan perusahaan.
Pada umumnya, karyawan – karyawan yang beretos kerja terbaik itu akan berperilaku atau pun berciri-ciri seperti.
1. Mereka akan bekerja untuk membangun reputasi dan kredibilitas dirinya, agar dirinya dihargai perusahaan. Mereka sadar bahwa prestasi dan karir kerja mereka hanya akan berjalan baik, bila mereka mampu berdedikasi total kepada pekerjaan mereka.
2. Mereka sangat loyal kepada pimpinan dan perusahaan. Mereka juga tidak pernah hitung-hitungan jam kerja. Apa pun kejadiannya, mereka akan mengutamakan tanggung jawab pekerjaannya secara maksimal.
3. Mereka bergabung ke perusahaan dengan membawa misi dan visi pribadi mereka. Yang pasti, mereka akan menggunakan perusahaan sebagai kendaraan untuk memperbaiki kualitas hidup mereka, baik itu dari sisi finansial, maupun dari sisi status sosial mereka.
4. Mereka selalu fokus dan memiliki Komitmen tinggi untuk menjalankan semua rencana kerja perusahaan secara total dan berkualitas. Mereka akan mendedikasikan dirinya untuk bekerja keras mengejar target-target yang diberikan perusahaan.
5. Demi untuk keberhasilan perusahaan, mereka selalu bekerja dengan cara melakukan kolaborasi, koordinasi, komunikasi dengan atasan dan bawahan mereka.
6. Mereka adalah pribadi-pribadi yang kreatif dalam mencari solusi buat setiap masalah di pekerjaan mereka. Termasuk, mereka juga selalu berpikir dan bertindak secara strategis untuk kepentingan masa depan mereka dan perusahaan.
7. Mereka adalah pribadi-pribadi yang pintar membangun suasana kerja yang harmonis dan kompak di tempat kerja.
8. Mereka selalu belajar hal-hal baru untuk bisa menghasilkan kinerja melalui cara kerja yang unggul.
9. Mereka adalah pribadi-pribadi cerdas yang sangat mencair dan sangat mudah menyatu dalam struktur organisasi.
10. Mereka sangat memahami nilai-nilai dan semangat SOP perusahaan, dan mampu bekerja secara fleksible untuk memuaskan perusahaan dan pelanggan.
11. Mereka adalah pribadi-pribadi yang sangat mencair di dalam pergaulan mereka di kantor, sehingga sangat pintar meningkatkan pengaruh mereka ke dalam organisasi
12. Mereka adalah pribadi-pribadi yang melaksanakan pekerjaannya, dengan cara mendefinisikan semua persoalan sebelum memulai proses pencarian solusi
13. Mereka selalu terlebih dahulu mengumpulkan informasi sebelum mengambil sikap.
14. Mereka selalu bekerja dengan fakta, dan jarang mau berasumsi.
15. Mereka selalu bekerja sesuai rencana, dan tidak pernah menyerah untuk mencapai target sesuai rencana.
16. Mereka adalah pribadi-pribadi yang selalu bersikap murah hati dan sangat peduli untuk menolong rekan kerja yang lain
17. Mereka adalah pribadi-pribadi yang selalu bertindak tegas dengan memahami risiko.

http://www.lintasberita.com/go/711385

3. Mengatasi Karyawan lebih pintar

Saat sekarang, bisa saja karyawan memiliki kemampuan lebih pintar dari pada bos, atau bos berkemampuan lebih rendah dari pegawai. Sehingga, karena merasa lebih pintar, karyawan menjadi seenaknya bekerja, bahkan mereka agak sombong atau jual mahal ketika disuruh, bekerja jadi lambat. Selain itu, ada lagi karyawan yang mengerjakan proyek lain secara diam-diam tanpa sepengetahuan pimpinan, karena mereka merasa, bos tak akan tahu apa yang dikerjakan. Mereka menganggap, bos tak bisa ngapa-ngapain, dan tak akan berani menegur, karena pikirnya, bos membutuhkan tenaganya.
Begitulah jika pimpinan memiliki kemampuan kurang. Ketika ada proyek, ia selalu mengandalkan anak buah, misalnya, untuk menghitung berapa proyek yang harus dijual, ketika membuat gambar agar menarik dan cepat, sampai meminta mempresentasikan, sering bergantung pada bawahan. Dan dengan begitu, banyak karyawan melawan ketika disuruh, atau sering bermalas-malasan dan memperhitungkan besarnya share untuk dirinya, ketika ada proyek.
Banyak perusahaan memiliki kondisi seperti itu, karena memang tak semua pimpinan menguasai berbagai macam keahlian. Tak semua pimpinan serba tahu, misalnya dalam hal : menguasai keuangan, akunting, IT, pemasaran, teknis proyek, desain, dlsb. Meskipun dalam hal lain, pimpinan punya kemampuan.
Pimpinan yang berlatar belakang keuangan, bisa saja penguasaannya sebatas ilmu keuangan. Sedangkan, pimpinan yang berasal ahli pemasaran, paling kuat menguasai tentang pemasaran, pimpinan yang menyenangi SDM, tentu penguasaan pekerjaan lebih banyak kepada pengembangan sumber daya manusia. Begitu juga berlatar belakang organisasi, akan lebih menitik beratkan kepada penataan organisasi perusahaan, dan banyak lagi model pimpinan lainnya, yang memiliki keahlian tertentu, termasuk kemampuan soal teknis, ia akan lebih ahli dalam pengerjaan proyek.
Untuk itu kita dapat melihat, dalam suatu perusahaan, pimpinan yang berasal dari akunting, dalam mengatur perusahaan sering lebih kepada penekanan administrasi keuangan, keluar masuk keuangan dicatat dengan teratur, serba catatan, serba jelas pertanggung jawabannya, sehingga bagi karyawan yang mau nakal akan cepat ketahuan, karena ketatnya pencatatan.
Bagi ahli organisasi, ia mengatur organisasi dengan efektif, dengan pengadaan tenaga terbatas, tetapi hasil dapat maksimal. Membuat struktur jelas, tak ada tumpang tindih, karena hirarki dan tanggung jawab seseorang dapat terlihat dari bagan organisasi yang dibentuk. Demikian juga pencapaian suatu pekerjaan, terlihat dari sejauh mana organisasi bisa mengatasi persoalan tersebut. Dan sebagai ahli organisasi mampu menggambarkan luasnya pekerjaan yang rumit menjadi lebih sederhana, dan hasil yang dicapai sesuai harapan pimpinan.
Begitu juga ahli pemasaran, ia akan lebih mengutamakan karyawan yang bisa menghasilkan pekerjaan lebih banyak. Karyawan lain, dianggapnya merupakan bagian yang membantu tugas pemasar. Dengan keahliannya, ia akan mensetting, perusahaan dan karyawannya agar lebih kepada market oriented. Semua karyawan diusahakan berkerja untuk kepuasan pelanggan, bagian produksi akan menghasilkan produk yang hanya sesuai kebutuhan pasar, bagian administrasi dan customer service, harus bertindak sopan, ramah, dana mau melayani konsumen dengan sepenuh hati, penuh senyuman dan keceriaan.
Lain lagi bagi pimpinan yang berasal dari ahli SDM, ia lebih percaya kepada SDM yang berkualitas, sehingga ia sering mengirim karyawannya, untuk ikut seminar, kursus-kursus singkat, sekolah lagi, agar kemampuan karyawan meningkat. Tanpa karyawan berkualitas, segala pekerjaan tak mungkin dikerjakan dengan baik.
Nah, mengingat pimpinan tak menguasai secara keseluruhan ilmu, pasti ada saja karyawan yang merasa pintar dalam bidang tertentu, sehingga karena kuatnya dalam penguasaan ilmu, mereka menganggap pimpinannya bodoh, tak tahu apa-apa, apalagi latar belakang pendidikan jauh dibawah pegawai itu. Bisa saja karyawan tesebut menyepelekan, dan kurang mendengar lagi perintah atasan.
Untuk itu, kita perlu mengatasi dan memiliki berbagai kiat dalam menghadapi prilaku karyawan yang memiliki kemampuan lebih, al:
Pertama, meningkatkan pengetahuan dasar, meskipun anda berlatar belakang ilmu tertentu, anda sebagai pimpinan perlu memiliki pengetahuan mendasar apa yang dikerjakan bawahan. Setidaknya arah pembicaraan bawahan dapat diikuti, dan lebih bagus lagi anda dapat memberi saran, sehingga bawahan akan merasa pimpinan tahu juga ya, tentang pekerjaannya. Dengan begitu, sebagai bawahan akan sadar, bahwa ia perlu mengikuti perintah atasan atau dapat sharing dalam memecahkan suatu persoalan.
Kedua, menggunakan konsultan atau bertanya kepada teman yang memiliki keahlian. Ketika anda menghadapi persoalan, untuk menghindarkan salah tafsir kekurang- mampuan anda menghadapi persoalan, anda perlu mendapatkan gambaran persoalan dan cara mengatasi dari konsultan. Atau bila tak mampu bayar konsultan, bisa bertanya kepada teman, bagaimana cara mengatasinya. Dan setelah mendapatkan cukup gambaran, anda bisa mulai berdikusi dengan bawahan, sehingga sharing pendapat antara atasan dan bawahan bisa berjalan, tanpa ada yang lebih menguasai dan tanpa ada yang merasa dibawahnya. Dengan begitu hasil maksimal dapat diraih.
Ketiga, membuat back up karyawan, sehingga bila satu karyawan agak malas, anda bisa manfaatkan karyawan lainnya, dengan begitu disitu terjadi persaingan dalam bekerja. Karena biasanya karyawan ingin memberikan hal terbaik buat pimpinan, agar pekerjaan mereka merasa diperhatikan bosnya. Sehingga segala rahasia tentang pekerjaan, sering diungkap, segala permasalahan dan bagaimana cara mengatasinya dapat segera diketahui secara terang benderang. Karyawan tak bisa berprilaku tak baik juga, karena kalau begitu, perhatian pimpinan, bisa beralih kepada karyawan lain yang memilik kemampuan yang sama.
Keempat, anda dapat ikut kumpulan organisasi, atau komunitas, sehingga segala perkembangan bisnis dapat dideteksi dari awal, informasi yang masuk akan selalu baru. karena dalam komunitas sesuai bidang pekerjaan, akan ada berbagai persoalan sebagai pembanding. Disana anda bisa urun rembug menghadapi persoalan, termasuk persoalan anda, sehingga persoalan yang dihadapi perusahaan lain, cara pemecahannya, dapat anda terapkan di perusahaan sendiri.

http://www.silaturahmimarketing.com/index.php?option=com_content&view=article&id=52:mengatasi-karyawan-lebih-pintar&catid=35:the-power-of-silaturahmi&Itemid=1


5. Strategi Memilih Lokasi Usaha

Strategi Memilih Lokasi Usaha

Dalam strategi pemasaran, adanya pemilihan lokasi usaha yang strategis menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis lokasi usaha yang dipilih, semakin tinggi pula tingkat penjualan dan berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah usaha. Begitu juga sebaliknya, jika lokasi usaha yang dipilih tidak strategis maka penjualan pun juga tidak akan terlalu bagus.
Untuk itu sebelum Anda memulai sebuha usaha, pilih terlebih dahulu tempat usaha yang paling tepat untuk pemasaran usaha Anda. Lakukan riset dan bandingkan beberapa pilihan tempat sebelum akhirnya Anda menentukan lokasi yang paling strategis bagi usaha Anda. Berikut beberapa faktor yang sebaiknya Anda perhatikan, sebagai bahan pertimbangan strategi memilih lokasi usaha.
1. Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi
Usahakan memilih lokasi usaha yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi. Semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu lokasi, maka semakin besar pula potensi pasar sebuah usaha. Coba saja bandingkan pendapatan usaha yang lokasinya di daerah pedesaan dengan usaha yang berada di daerah perkotaan, omset yang diperoleh akan sangat jauh berbeda.
2. Besar pendapatan masyarakat sekitar lokasi
Besar pendapatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi juga mampu mempengaruhi usaha yang akan Anda bangun. Sebab, tingkat pendapatan masyarakat juga akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen. Jika Anda ingin menjalankan usaha dengan produk yang harganya sedikit tinggi, sebaiknya pilih lokasi yang daya belinya cukup tinggi ( misalnya di kota – kota besar ). Sedangkan bila ingin menawarkan produk dengan harga yang relative murah, tidak akan jadi masalah jika Anda memilih lokasi usaha yang daya beli masyaratnya kurang untuk. Karena konsumen di daerah tersebut lebih mementingkan harga murah, dibandingkan memperhatikan kualitas produk yang dijual.
3. Memperhatikan tingkat keramaian lalu lang kendaraan yang lewat
Perhatikan trafik lalu lalang kendaraan atau pejalan kaki yang lewat, karena hal ini juga mempengaruhi jenis usaha yang cocok di daeah tersebut. Untuk daerah yang dilalui pejalan kaki, usaha toko kelontong atau usaha minuman dingin cocok untuk dibangun di daerah tersebut. Sedangkan untuk lokasi yang banyak dilalui kendaraan bermotor, bisa mencoba usaha bengkel yang lebih dibutuhkan. Sesuaikan jenis usaha Anda dengan para konsumen yang lalu lalang di lokasi tersebut.
4. Banyaknya usaha yang menduukung lokasi tersebut
Semakin banyak usaha yang ada di sekitar lokasi, maka konsumen yang datang ke lokasi tersebut juga semakin ramai. Karena di lokasi tersebut terdapat berbagai macam usaha yang menyediakan produk yang berbeda pula, sehingga para konsumen lebih tertarik datang ke lokasi yang terdapat berbagai macam usaha. Misalnya saja lokasi pasar, atau mall yang selalu ramai pengunjung.
5. Sesuaikan dana dengan lokasi usaha yang akan dipilih
Biasanya lokasi usaha yang ada di keramaian seperti mall, atau di pinggir jalan yang strategis harga sewanya lebih mahal dibandingkan lokasi usaha yang kurang strategis. Untuk itu sesuaikan dana yang Anda miliki, dengan lokasi usaha yang di pilih. Jangan memilih lokasi yang harga sewanya mahal, tetapi ternyata tidak ramai pengunjung.
6. Pilih lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah
Jika di lokasi tersebut sudah banyak usaha yang sejenis dengan usaha Anda, sebaiknya lokasi ini dihindari. Namun jika Anda yakin karena posisinya yang sangat strategis, Anda harus siap bersaing dengan menciptakan inovasi baru yang dapat membedakan usaha Anda dengan usaha lain yang sejenis.
7. Perhatikan pula akses menuju lokasi usaha
Usahakan pilih lokasi yang mudah di akses oleh para konsumen. Jika memungkinkan, pilih lokasi usaha yang dilalui transportasi umum. Agar konsumen yang tidak memiliki kendaraan pribadi juga bisa menjangkau lokasi usaha Anda.
8. Tingkat keamanan yang mendukung
Lokasi usaha yang aman juga menambah kenyamanan para konsumen. Mereka tidak akan ragu meninggalkan kendaraan mereka di tempat parkir, dan bisa meninkmati pelayanan usaha Anda dengan merasa nyaman. Dengan lingkungan yang aman, Anda bisa mengurangi resiko pencurian maupun perusakan yang bisa terjadi pada usaha yang ada di lokasi kurang aman.
9. Dan yang ke-9 adalah, perhatikan kebersihan lokasi usaha
Konsumen tidak akan mengunjungi sebuah toko, warung ataupun sebuah outlet yang berada di lingkungan kotor atau kumuh. Mereka akan merasa ragu untuk membeli produk Anda. Untuk itu jaga kebersihan lingkungan sekitar Anda, agar konsumen merasa nyaman berkunjung ke lokasi usaha Anda.
Tips
Sebelum membuka usaha sebaiknya Anda harus mengetahui apakah bangunan yang disewa atau yang Anda dirikan semua perijinannya sudah beres, seperti ijin mengenai analisa dampak lingkungan ( AMDAL ), ijin mendirikan bangunan ( IMB ), serta ijin gangguan ( HO ). Agar tidak terjadi kejadian tidak terduga, yang akan merugikan usaha yang Anda jalankan. Banyaknya peristiwa tempat usaha yang dihancurkan hanya karena tidak memiliki ijin, dapat menjadi pelajaran penting bagi Anda yang sedang mencari lokasi usaha.

http://bisnisukm.com/strategi-memilih-lokasi-usaha.html

4. Rahasia jurus jitu menemukan lokasi usaha strategis

Jika mau buka bisnis makanan seperti counter-counter kecil,
restorant, atau mini café..atau mau buka toko apapun di pinggir
jalan…cocok banget pake tips & trik Rahasia menemukan Lokasi Usaha
Strategis dibawah ini :
Lokasi usaha sangat menentukan kesuksesan usaha anda. Pilih lokasi usaha
yang merupakan tempat Lalu lalang orang/penduduk bukan sekedar lalu
lalang mobil. Usahakan Toko atau Counter Usaha Anda mudah dilihat dan
praktis ( Jangan tersembunyi atau tidak terlihat ).
Tanyakan pada diri anda sendiri sebuah pertanyaan “Berapa penghasilan
atau income dari bisnis baru yang akan saya dapatkan jika saya memilih
lokasi ini? ‘,
Kemudian pertimbangkan itu, apakah harga sewanya cukup
masuk akal? ‘. Cari faktor-faktor lain, seperti pohon-pohon yang akan
menghalangi papan nama toko anda. atau bersebelahan dengan bisnis yang
buruk hingga membawa unsur kurang baik disana (kecuali orang itu ada
setelah anda).
Ingat, suatu lokasi yang lebih baik bukan jawaban untuk
semuanya, tetapi hal ini pasti dapat membantu.
Perhatikan !!!
*) Lokasi harus dilalui & terlihat secara langsung oleh orang yang lalu
lalang dengan target utama Misalnya, anak-anak/remaja. Semakin banyak
dilalui orang semakin bagus.
Target penjualan sekitar 10% dari jumlah
orang yang lalu lalang. Percuma jika lokasi ramai dilewati oleh mobil
saja karena mereka tidak akan mau turun sekedar untuk beli.
*) Jangan Mudah Putus Asa & Menyerah jika anda membuka lokasi yang
pertama tidak menunjukan hasil yang memuaskan. Maksimalkan Ikhtiar anda
dengan melakukan tindakan marketing atau “Jemput Bola” JANGAN sekedar
seperti nunggu warung / nunggu orang datang membeli/Sekedar mengandalkan
lokasi saja.
*) Namun bila ikhtiar marketing atau promosi telah maksimal namun tetap
hasilnya tidak terlalu signifikan. Segera pindah lokasi yang lebih baik.
*) Sewa Lokasi adalah merupakan bentuk bagian dari Investasi. Jadi anda
melihat dari sudut pandang Investasi bukan sekedar biaya / pengeluaran.
*) Pastikan bahwa di sana tidak ada saingan yang sama.
*)Selalu UJI dan UKUR mulai dengan Sewa Tempat yang murah/terjangkau
dahulu
*) Lokasi yang bagus tidak harus mahal sewanya, tapi juga jangan
semata-mata kita menyewa lokasi karena murah.
*)Jangan berpikir terlalu lama, meskipun hal tersebut baik untuk
memberikan rasa aman jika lokasi bagus. . . anda perlu untuk
mempertimbangkannya .
*) Pastikan nama bisnisnya dapat terlihat dengan jelas.
*) Pastikan bahwa di sana tidak ada saingan yang sama.
*) Halaman parkir yang luas adalah kelebihan yang besar
Tips & Trik
Mencari Lokasi
1. Amati seberapa banyak jumlah orang yang lalu lalang
2. Amati jam-jam berapa saja wilayah tersebut ramai dilalui orang-orang
3. Amati jam-jam berapa saja wilayah tersebut sepi dilalui orang-orang
4. Jika di sekolah,kampus dll, amati ada berapa jumlah siswa/i atau
mahasiswa/i, cermati daya beli siswa/i, jam berapa keluar main, lebih
sering jajan / nongkrong diluar atau di kantin (belum
tentu/pasti jajan di kantin toh.. )
5. Amati lebih sering ke arah mana mereka berjalan
6. Boleh juga upayakan kesepakatan bagi hasil dengan pemilik tempat
7. Usahakan negoisasi dengan pemilik tempat ambil per bulan dulu.
8. Usahakan area yang dilalui orang untuk aktivitas tiap harinya memang
selalu lewat lokasi yang
anda bidik.
9. Apakah Sabtu atau Minggu ramai? Atau malah sepi ?
10. Anda juga perlu memperhatikan siklus keramaian kunjungan
orang-orang, menandai jam-jam atau hari-hari tertentu.

http://supermilan.wordpress.com/2008/01/02/rahasia-jurus-jitu-menemukan-lokasi-usaha-strategis/

3. Strategi Pemasaran Lokasi Usaha yang Potensial

PADA awal penulisan artikel ini beberapa teman yang saya perlihatkan versi rough atau mentahnya sempat mengajukan "protes" kepada saya. Mereka mempertanyakan apakah saya sedang ingin mencari gara-gara dengan mencoba menghubungkan antara analisis Feng Shui dengan konsep-konsep marketing dan temuan research.

Wah, kenapa jadi Feng Shui rupanya? ternyata karena topik yang ingin saya diskusikan dengan Anda semua pada kesempatan kali ini adalah tentang lokasi usaha. Yah, pada umumnya topik lokasi usaha memang menjadi topik yang sering dibahas oleh para ahli Feng Shui.

Lokasi usaha yang dimaksudkan di sini lebih menitikberatkan kepada lokasi-lokasi di mana terjadi penjualan secara eceran (retail). Jadi dengan batasan tersebut, pembahasan kita akan fokus kepada outlet-outlet yang melayani penjualan secara retail, dan bukan gudang ataupun kantor korporat. Namun kantor marketing representative office atau perwakilan penjualan seperti agen properti juga dapat dianggap sebagai bagian dari diskusi kita.

Dalam memilih lokasi outlet, di luar dari pertimbangan Feng Shui, faktor apa saja yang menjadi bahan pertimbangan bagi kita? tentunya yang utama lokasi tersebut harus ramai kan. Kalau bisa malah lokasi tersebut harus hidup 24 jam dalam bayangan kita. Kemudian, lokasi yang dipilih pastinya harus kita anggap strategis. Mudah dicapai dari segala arah. Lalu apa lagi yang kita anggap penting, bagaimana dengan saingan? nah di sini rupanya faktor yang menarik.

Ternyata ada dua macam pandangan saingan bisnis yang menempati satu lokasi tertentu. Tipe yang pertama, boleh dibilang lebih bersifat egosentris. Yaitu memandang saingan dari sudut pandang kepentingan pengusaha atau penjual. Yah kalau dari sudut pandang ini pasti kita semua sepakat bahwa kalau bisa sih, di lokasi tempat kita akan membuka outlet dan sudah ramai tersebut (ditambah strategis pula, duh!) TIDAK ADA SATUPUN SAINGAN yang barang dagangannya sama seperti kita. Sampai di sini pasti Anda tidak akan mempertanyakannya, karena pasti kita semua mahfum bahwa keberadaan saingan pasti akan mengurangi omzet kita.

Apa yang salah dari pandangan seperti ini? sepertinya tidak ada. Karena semua orang normal pasti akan berpikir demikian ... tetapi dari sudut pandangan pengusaha atau pedagang. Sementara itu bagaimana dari sudut pandang konsumen? sebaliknya pasti. Konsumen tentu lebih senang berbelanja di tempat atau lokasi yang bisa memberikan banyak pilihan. Baik dari segi jenis barang atau jasa, dan juga dari segi harga. Buntut-buntutnya, di mana ada satu sentra pembelanjaan, maka konsumen akan beramai-ramai datang ke tempat itu.

Beberapa survei yang kami lakukan di sentra perbelanjaan, baik itu berupa hipermarket maupun sentra komoditi seperti pakaian, elektronik maupun handphone menunjukan fakta bahwa konsumen justru lebih mengenal lokasi perbelanjaan di mana terdapat sentra belanja yang diisi oleh puluhan atau bahkan ratusan penjual produk sejenis, atau sentra perbelanjaan yang dipersepsikan sebagai terlengkap.

Pandangan yang kedua lebih memahami fenomena seperti ini. Dalam pandangan ini, keberadaan beberapa atau banyak kompetitor di sekitar outlet kita justru lebih menguntungkan. Karena dengan sendirinya (atau sudah dirancang sedemikian rupa) lokasi tempat kita berjualan akan menjadi sentra belanja yang memiliki daya tarik yang lebih kuat kepada lebih banyak konsumen untuk berbelanja. Pikir-pikir kan betul juga ya, buat apa kita buka di lokasi yang ramai tetapa sebagian besar orang hanya numpang lewat saja dan tidak berniat untuk berbelanja.

Tetapi dari sisi pengusaha atau penjual, bagaimana dapat bertahan dalam kondisi persaingan yang tampaknya sangat keras, karena saingan kita bisa berjumlah puluhan atau bahkan ratusan. Ternyata jawabannya sederhana, dalam persaingan usaha ternyata juga harus mengedepankan kepentingan bersama. Dan hal yang dapat dijadikan kepentingan bersama dalam situasi seperti ini adalah: semua harus dapat bertahan hidup! Karena bila semua usaha dalam lokasi tersebut hidup, maka lokasi tersebut akan tetap ramai dikunjungi konsumen. Bila satu demi satu mati, maka cepat atau lambat konsumen pun akan meninggalkan tempat tersebut. Bila semua bisa hidup, maka barulah semua dapat bersaing dengan sehat.

Oleh karena itu, mulai sekarang apabila kita masih enggan untuk menempati satu lokasi karena kita anggap sudah banyak kompetitor, atau saat ini kita mulai gelisah karena bermunculan kompetitor-kompetitor baru di sekitar tempat usaha kita, berhentilah dan buanglah semua pikiran negatif tersebut. Karena ternyata kompetitor, terlebih yang bertetangga dengan kita, adalah partner kita untuk melayani dan menarik konsumen yang lebih banyak lagi dari yang pernah kita bayangkan sebelumnya. 
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2007/12/10/23/67105/lokasi-usaha-yang-potensial


5. Pemerintah Waspadai Kenaikan Harga

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah segera mengadakan rapat terbatas khusus tentang pangan untuk mewaspadai kecenderungan kenaikan harga beras. Kenaikan harga beras bisa menekan inflasi.
Demikian disampaikan Menteri Pertanian Suswono seusai menemui Wakil Presiden Boediono di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (7/1/2010). Suswono melaporkan stok beras dan kondisi pasar beras di dalam negeri.
Di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, harga beras rata-rata naik Rp 500 per kilogram.
”Terakhir suplainya masih di atas 2.000 ton. Ini artinya normal dan pasokan ada, tetapi harganya naik. Apakah ini permainan pedagang yang memanfaatkan kenaikan harga pembelian pemerintah atau memang cenderung harganya terus naik,” ujar dia.
Dia mengakui, kenaikan harga beras berdampak pada inflasi. ”Kenaikan kalau sudah 10 persen bisa berbahaya, operasi pasar sudah harus dilakukan,” katanya.
Sementara itu, hasil Rapat Koordinasi Teknis memutuskan memerintahkan Perum Bulog dan Perusahaan Perdagangan Indonesia untuk memasukkan gula impor kloter pertama 98.000 ton pada Januari 2010.
”Ini untuk menahan tekanan harga gula konsumsi yang tinggi di pasar domestik,” kata Wakil Menteri Pertanian sekaligus Deputi Bidang Pertanian dan Kelautan Kementerian Koordinator Perekonomian Bayu Krisnamurthi seusai rapat.
Total pagu impor gula konsumsi tahun 2010 ditetapkan 500.000 ton.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/01/08/07001422/Pemerintah.Waspadai.Kenaikan.Harga

5. Pameran Hasil Produksi Industri Kecil dan Menengah

Para pengusaha dan pelaku industri memerlukan suatu wadah untuk memasarkan hasil dan produk mereka. Untuk memfasilitasi  hal tersebut, Dinas Perindustrian,   Perdagangan, Pertambangan dan Energi (Disperindagtamben) Kabupaten Grobogan mengadakan Pameran Hasil Produksi Usaha Kecil dan Menengah di Gedung Olahraga (GOR) Simpang Lima Purwodadi selama 10 hari, mulai dari tanggal 28 Juli sampai 6 Agustus 2009.
Sebagai kelanjutan rangkaian dari kegiatan Disperindagtamben, adanya pameran seperti ini diharapkan  agar para pelaku industri dapat lebih berinteraksi dengan masyarakat/konsumen, sehingga hasil dan produk mereka dapat lebih dikenal oleh masyarakat. Demikian disampaikan oleh Kepala Disperindagtamben Kabupaten Grobogan Drs.H.Mohammad Tohirin, ketika memberikan sambutan pada pembukaan pameran ini.
Dalam acara pembukaan pameran ini juga dilakukan penyerahan bantuan mesin ekstruder molen berjalan oleh Bupati Grobogan H. Bambang Pudjiono, SH kepada Sukarman, perwakilan dari kelompok pengrajin sentra genteng, Desa Karangasem, Kecamatan Wirosari. Dengan pemberian bantuan mesin Ekstruder ini diharapkan para pengrajin genteng tersebut dapat menghasilkan genteng yang berkualitas baik dan dapat bersaing dengan genteng hasil produksi daerah lain.
Acara pembukaan pameran perdagangan ini dibuka secara resmi oleh Ketua TP PKK Kabupaten Grobogan Ibu Bambang Pudjiono, SH dengan melakukan pengguntingan pita di depan pintu masuk pameran. Sebanyak 48 stand ikut meramaikan pameran ini, seperti stand kerajinan tangan, ukir-ukiran, meubel, makanan dan sebagainya. Dukungan terhadap para pelaku industri di Kabupaten Grobogan mutlak diperlukan, sehingga para stake holder, pemerintah, swasta dan masyarakat dapat bergerak bersama-sama untuk menigkatkan daya saing daerah. Harapannya dalam 10 tahun ke depan Kabupaten Grobogan dapat bersaing dengan Kabupaten – Kabupaten lainnya.
Bupati Grobogan H. Bambang Pudjiono, SH mengharapkan agar para pelaku industri di Kabupaten Grobogan dapat benar-benar memanfaatkan ajang pameran ini sebagai sarana dan media promosi hasil industri mereka. Peran serta masyarakat juga diharapkan demi sukses dan lancarnya pameran ini.

http://grobogan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=321&Itemid=2

4. Hasil Produksi PT. UNITEX Tbk.

Yard, Dyed dan Piece
Sebagai sebuah perusahaan tekstil terpadu, PT Unitex melakukan kegiatannya mulai dari pemintalan (Spinning), pertenunan (Weaving), pencelupan (Dyeing Finishing). Bagian pemintalan adalah bagian dari produksi yang melakukan proses pembuatan benang dari bahan baku kapas dan polyester. Bagian pertenunan adalah bagian produksi yang melakukan proses pertenunan benang hingga menjadi kain. Akan tetapi kain yang dihasilkan oleh bagian pertenunan ini masih berupa kain mentah (Grey Cloth). Sedangkan bagian pencelupan adalah bagian yang melakukan proses pencelupan dan penyempurnaan dari kain mentah menjadi kain jadi (Finish Goods). Hasil produksi perusahaan yang utama adalah Yard, Dyed dan Piece Dyed. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Tajur, Bogor. Luas pabrik PT Unitex di Bogor adalah seluas 150.700 m2, tidak termasuk perumahan karyawan yang berada di belakang pabrik.
Ekspor
Sebagai tanggapan terhadap program pemerintah Indonesia, PT Unitex berusaha meningkatkan ekspor secara intensif. Ekspor langsung berjumlah 65 % dari jumlah produksi dengan tujuan Australia, Jepang, Amerika Serikat, Eropa dan lain-lain. Ekspor tidak langsung melalui industri pakaian jadi (garmen) berjumlah sekitar 15 % ke Amerika dan Eropa. Maka jumlah ekspor langsung dan tidak langsung menjadi 80 %.


http://www.unitex.co.id/hasil_produksi.htm

3. Hasil Home Industri Mebel Bambu

Home Industri Mebel Bambu

Berbagai kekayaan alam di negeri ini merupakan potensi yang bisa dikembangkan sehingga memberikan keuntungan yang maksimal. Meskipun pada kondisi-kondisi tertentu keuntungan tersebut sulit diraih. Bambu, salah satu tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, baik secara tradisional maupun modern. Pemanfaatan secara tradisional pun bila dikemas dengan baik bisa diterima oleh jaman dimana semuanya serba modern. Salah satu produk yang barbahan baku bambu adalah furnitur, dari jaman dulu hingga sekarang produk ini masih diterima dengan baik oleh masyarakat bahkan oleh masyarakat internasional yang notabene merupakan masyarakat dengan peradaban modern.
Subiantoro, pemuda yang terlahir di daerah sentra industri bambu ini, pada tahun 1997 meneruskan usaha yang telah lama dirintis oleh pamannya. Karena terlahir di daerah sentra kerajinan, sudah sewajarnya apabila Subiantoro juga menekuni bidang ini.
Apalagi dia melihat bahwa prospek usaha kerajinan bambu ke depannya cukup bagus. Tekun Jaya Muda adalah nama usaha industri mebel bambu yang diusungnya saat ini.
Jenis produk yang dihasilkan antara lain mebel (1 set meja dan kursi), dipan, gazebo, rumah bambu dan aneka macam kerajinan bambu. Hanya saja produk utamanya adalah mebel, set meja dan kursi bambu.
Produk kerajinan lainnya sebagian besar merupakan setoran yang diambil dari pengrajin lain untuk dibantu dipasarkan. Rata-rata kapasitas produksinya dalam 1 bulan mencapai 25 set mebel diman 1 set mebel terdiri dari 1 meja dan 2 kursi.
Bahan baku utama adalah bambu, rotan dan plitur/vernis. Dalam sebulan kebutuhan akan bahan baku tersebut antara lain:
Bahan baku         Jumlah                             Harga

Bambu              3 truk(= 600 batang)/ bulan        Rp. 2.000.000,-/truk

Rotan              50 kg / bulan                      Rp.    20.000,-/kg

Plitur/vernis      10 kg/ bulan                       Rp.    30.000,-/kg
Bahan baku diperoleh dari Jogja dan kota sekitarnya, sedangkan rotan dan plitur (asal damar) diperoleh dari pedagang yang mendatangkan dari Kalimantan.
Saat ini Subiantoro dibantu oleh 12 orang tenaga kerja dimana masing-masing mempunyai tugas dan memperoleh fee tersendiri. Rinciannya sebagai berikut :
Jenis Pekerjaan                    Jumlah     Sistem Fee    Jumlah

Tukang (membuat

kerangka dan merakit)              5 orang    Borongan      Rp 45.000/set
Pasang rotan dan membuat           5 Orang    Borongan      Rp 20.000-50.000/set

anyaman (sebagai sandaran tergantung ukuran dan dan dudukan)                                                                               model

Plitur/vernis                      1 orang    Harian        Rp 25.000-30.000/hari
Proses Produksi
Proses membuat mebel bambu, pertama kali adalah menentukan model dan ukurannya. Bahan baku bambu kemudian dicuci hingga bersih kemudian dikeringkan, bila kondisi panas terik membutuhkan waktu 1 minggu untuk pengeringan. Setelah kering, bambu dipotong sesuai dengan ukuran dan model yang telah ditentukan.
Potongan-potongan bambu tersebut dirakit sebagai kerangka mebel dengan cara dipaku atau diikat. Agar terlihat indah, bagian sambungan tersebut dibalut dengan rotan. Setelah kerangka terbentuk, dibuat sandaran dan dudukan pada masing-masing kerangka yang sudah terbentuk.
Apabila model dudukan dan sandaran mempunyai motif, maka dilakukan pengukiran pada dudukan dan sandaran tersebut. Selanjutnya proses finishing, dimana mebel diamplas dan kemudian divernis.
Dari sekian banyak pengrajin yang ada di daerah tersebut, Tekun Jaya Muda termasuk pengrajin yang cukup lama usianya. Hasil produksinya lebih halus, rapi dan lebih kokoh.
Wilayah Pemasaran
Saat ini, wilayah pasarnya terbagi menjadi 3 yaitu lokal Jogja, luar Jogja dan luar negri. Untuk pasar dalam negri, penjualan per bulan mencapai lebih dari 60 set yang terdiri dari 15 set untuk penjualan lokal Jogja dan sisanya luar Jogja seperti Magelang, Karawang dan Kalimantan.
Harga jual mebel bambu untuk pasaran dalam negeri antara Rp300.000,- – Rp700.000,- /set. Sedangkan penjualan untuk pasar luar negri yang sebagian besar pembeli dari Belanda, menurut Subiantoro, dalam 3 tahun terakhir mengalami penurunan. Penjualan terakhir tahun ini hanya 10 set mebel senilai Rp10 juta.
Dengan semakin banyaknya pengrajin bambu, persaingan dalam pemasaran cukup tinggi meski masih dalam tingkatan fair. Kondisi modal yang terbatas menyulitkan untuk penetrasi pasar dan pengembangan pasar baru.
Saat ini, Subintoro memiliki cabang di Magelang dan Karawang yang keduanya merupakan kerjasama dengan pihak lain dalam pemasaran. Sedangkan untuk cabang pemasaran di Kalimantan merupakan cabang miliknya sendiri yang dikelola oleh adiknya.
Rencana ke Depan
Rencana ke depannya, Subiantoro mencoba membuka cabang pemasaran baru di wilayah-wilayah yang belum terdapat kerajinan mebel bambu.
Jadi, bila wilayah anda belum ada usaha sejenis dan anda tertarik untuk memulainya, tidak perlu keahlian membuat kerajinan bambu. Cukup dengan sediakan tempat pejualan dan sedikit modal untuk penyediaan sampel.
Simulasi Usaha Home Industri Mebel Bambu
Pengeluaran

Bahan Baku

Bambu      : 3 truk x Rp.2.000.000                   = Rp.6.000.000
Rotan      : 50 kg x Rp.    20.000                   = Rp.1.000.000
Pernis     : 10 kg x Rp.    30.000                   = Rp.  300.000

Jumlah                                               = Rp.7.300.000

Tenaga Kerja
Tukang kerangka  : 35 set x Rp. 45.000               = Rp. 1.575.000

Tukang Rotan     : 35 set x Rp. 30.000               = Rp. 1.050.000

Tukang pernis    : 30 hari x Rp. 25.000              = Rp.   750.000

Jumlah                                               = Rp. 3.375.000

Total Pengeluaran: Rp.7.300.000 + Rp. 3.375.000      =Rp. 10.675.000

Pendapatan

Penjualan mebel dalam Negeri: 25 set x Rp. 500.000   =Rp. 12.500.000

Penjualan mebel Luar Negeri  : 10 set x Rp. 1.000.000=Rp. 10.000.000

Jumlah                                               = Rp.22.500.000

Keuntungan   : Rp. 22.500.000  - Rp. 10.675.000      = Rp.11.825.000
 
 
http://bisnisukm.com/home-industri-mebel-bambu.html 

2. Hasil Produksi Susu Sapi Wonosobo Bernilai Tinggi

E-mail Cetak PDF

Wilayah Wonosobo tidak hanya berpotensi untuk peternakan penggemukan sapi atau kambing. Namun juga cocok untuk pengembangan sektor produksi susu sapi, terbukti susu sapi hasil produksi peternak Kecamatan Kertek diatas nilai standard dengan harga jual mencapai Rp 3000 per liter. Menurut Susiantoro Ketua kelompok produksi susu murni Desa Kapencar Kecamatan Kertek bahwa dari sapi perahnya tiap hari menghasilkan susu dan dijual ke sebuah perusahaan nasional susu murni di Jogjakarta. Menurutnya, hasil uji pabrik tempat dia menjual, susu hasil produksinya diatas standar harga rata –rata yang per liter hanya dibeli Rp 2800 per liter, namun susu hasil produksinya dibeli Rp 3000 per liter.
“kualitas protein dan kesegaran susu sapi dari Wonosobo ini tergolong tinggi, sehingag menempati harga yang berbeda,”katanya
Dijelaskannya bahwa peluang usaha produksi susu sapi  di kabupaten Wonosobo cukup tinggi,dia mengukur dari usaha yang telah digeluti puluhan tahun ini. Dirincikannya bahwa dari 9 ekor sapi yang saat ini dimiliki, tiap dua hari mampu menjual 300 liter susu murni yang didistribusikan ke Jogjakarta.
“ Untuk saat ini penjualan memang baru kita lakukan dua hari sekali, karena mempertmbangkan ongkos transportasi dan susu yang dihasilkan, kemungkinan kalau sudah tambah sapinya bisa tiap hari kita jual,”katanya
Untuk mengembangkan usaha ini, kata Susiantoro, saat ini telah membentuk kelompok yang diikuti oleh 38 orang dari wilayah Kecamatan Kertek.namun baru beberapa anggota yang sudah mulai produksi karena masih tergolong baru.
“Hasil dari anggota yang baru juga mutunya sama, karena memang pola yang kita kembangkan sama,”katanya
Ditambahkan dia, bahwa agar mutu susu tetap baik, selama ini dilakukan perawatan secara baik, selian terus memperhatikan kesehatan sapi. Pola pakan yang diberikan kepada sapi menjadi penentu  kualitas susu yang dihasilkan yakni dengan memberi konsumsi rumput yang baik, gilasan singkong serta ditambah konsentrad agar mutu protein tetap baik.
“ Kalau dikalkulasi, satu sapi dalam sehari perawatan sekitar Rp 15 ribu, termasuk tenaga ternaknya,”katanya
Sementara Sekretaris Kecamatan Kertek Agus Wibowo mengungkapkan  bahwa potensi produksi susu sapi ini akan dikembangkan menjadi salah satu pilihan pengembangan ekonomi warga Kecamatan Kertek. Saat ini tidak hanya desa Kapencar yang membudidayakan susu sapi namun juga Desa Reco, Candiasan serta beberapa desa lain yang mempunyai potensi yang sama. Selain itu, dengan pengembangan produksi susu sebagai  ini sebagai alih fungsi ekonomi warga yang sebelumnya penambang galian c dan petani tembakau yang terpuruk.
“ Kita juga sudah rancang bersama warga  akan membuat kawasan dagang susu sapi di pinggir jalan pintu masuk ke Wilayah Wonosobo dari arah timur,”katanya (ali)

http://www.e-wonosobo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=841:hasil-produksi-susu-sapi-wonosobo-bernilai-tinggi-&catid=101:seputar-wonosobo&Itemid=493

5. STANDAR OPERASIONAL PROSES PRODUKSI GULA MERAH

STANDAR OPERASIONAL PROSES PRODUKSI GULA MERAH BERKWALITAS EKSPOR
 Standar Operasional Proses produksi gula merah perlu dibuat untuk pedoman kerja karyawan pabrik gula merah di PT. Haji Darma, sehingga bisa membantu secara teknis bagaimana cara memproduksi gula merah yang baik dan efisien.
1.   PERSIAPAN DAN PEMILIHAN BAHAN BAKU TEBU
 Bahan baku tebu harus dipilih dengan baik dan selektif, karena bahan baku merupakan faktor yang memegang peranan penting dan punya kontribusi 60 % terhadap produktivitas dan kualitas gula produk.
Tahap persiapan bahan baku tebu :
?    Sinder tebang dan angkut yang ditunjuk berkewajiban untuk mempersiapkan tebu giling dan jumlahnya sesuai dengan kapasitas giling yang direncanakan oleh Kepala Pabrik.
?   Tebu yang digiling sudah siap di dekat meja tebu satu hari sebelum giling dan tidak lebih dari 20 jam tebu harus sudah tergiling
?   Tebu sudah tertimbang / diketahui beratnya
?   Tebu harus sudah masak, bersih, segar dan brix batang tebu rata-  rata  ?     18 %
 
2.   PERSIAPAN PELUMASAN MESIN DAN PERALATAN
?   Mesin gilingan harus sudah dilumasi dengan minyak pelumas SAE 90 atau stand fat, terutama di roda-roda gigi, bearing, blok bantalan tempat penopang poros rol gilingan. Pelumas dan grease (stand-fat) diberikan di tempat yang telah disediakan.
?  Mesin penggerak gilingan (disel) harus sudah terisi pelumas dan cukup bahan bakar (solar). Untuk mesin diesel Janmar jenis minyak pelumas yang digunakan SAE 40 kelas CC atau CD. dan untuk mesin diesel Kubota menggunakan minyak pelumas SAE 30
Gear box reduction di pengaduk (agitator) dan coolling crystallizer  harus terisi pelumas  SAE 90 sampai permukaan (level) di kaca penglihat.
 
3.   PEMERAHAN TEBU DI GILINGAN
Mesin (motor diesel) dihidupkan selanjutnya dengan perantara roll ban dari poros mesin disel akan menggerakan roll ban yang terpasang di gilingan. Dengan demikian rol-rol mesin gilingan mulai berputar dengan putaran tertentu sesuai dengan kapasitas giling yang sudah dirancang oleh pabrik pembuatnya.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam proses penggilingan :
?   Setelan gilingan harus optimal dan disetel untuk daya perah nira ± 70 %
?   Tebu harus digiling secara kontinyu/terus menerus
?  Tebu dimasukan ke rol gilingan dengan jumlah 6 – 8 batang sekaligus dan diatur berjajar sesuai panjang rol gilingan
?  Jangan memasukan tebu cuma 1 – 2 batang atau sekedar menggiling karena akan menurunkan kapasitas giling dan hasil pemerahan nira tidak maksimal.
?    Ampas yang keluar dari gilingan langsung dijemur diterik matahari
 
4.   PERSIAPAN PEMBAKARAN & PEMANASAN DAPUR
Sebelum dilakukan pembakaran ampas / pemanasan di dapur semua wajan harus sudah terisi nira sampai volume ± 50 %. Adapun proses pembakaran di dapur (ruang bakar) berjalan sebagai berikut :
?  Pada awal pembakaran menggunakan bahan bakar berupa daduk tebu kering (sangkrah) yaitu dengan cara memasukan sangkrah diatas rangka bakar kemudian dinyalakan dengan api. Sesudah pembakaran berjalan lancar selanjutnya bisa menggunakan bahan bakar ampas tebu dan bahan bakar bisa diatur bergantian sesuai dengan kondisi pembakaran di  dapur.
? Pada awal giling belum tersedia ampas, maka langkah pertama bisa menggunakan bahan bakar sekam padi (berambut) untuk dibakar. Untuk membakar sekam menggunakan rangka bakar khusus  yang sudah terpasang di unit pengolahan pertama yang terletak paling timur.
?   Untuk memaksimalkan serta mengobarkan nyala api di dapur pembakaran perlu dialirkan udara (O2) dari bawah rangka bakar. Udara bisa  diperoleh dengan menggunakan alat elektrik blower.
?  Abu atau sisa pembakaran jatuh dari lubang-lubang rangka bakar dan menumpuk di lantai dapur ; perlu dikeluarkan setiap pagi hari
 
5.   PEMURNIAN NIRA
Pemurnian nira pada proses produksi gula merah menggunakan cara fisika yaitu dengan penyaringan nira dengan ukuran (mesh) tertentu. Ada empat tahap penyaringan nira, sebagai berikut :
?  Tahap pertama, Nira Perahan Pertama yang keluar dari gilingan disaring melalui saringan 50 – 100 mesh.
?   Tahap kedua, nira disaring melalui saringan ukuran 100 mesh
?   Tahap ketiga, nira disaring melalui saringan ukuran  125 mesh
?  Tahap keempat (terakhir). Nira disaring melalui saringan ukuran 150-175 mesh
?  Hasil nira sebelum diuapkan dipastikan bersih dari kotoran-kotoran kasar berupa ampas halus, tanag, pasir dll.
?  Nira dipanaskan sampai mencapai suhu sekitar 70 – 75 oC kemudian ditambahkan larutan kapur (CaOH2) sampai mencapai pH 6,9-7,0. Untuk melihat perubahan pH bisa menggunakan indikator kertas pH atau instrumen pH meter.
 
6.   PENGUAPAN NIRA
 Nira hasil penggilingan masih mengandung air sekitar 78 – 83 % atau brix nira 17 – 22 %. Air tersebut harus diuapkan sampai nira menjadi kental atau mencapai konsentrasi jenuh sampai mencapai brix 96 – 98 %. Proses penguapan berjalan sebagai berikut :
?  Nira sesudah melalui empat tahap pembersihan (penyaringan) dialirkan ke pemanas pendahuluan (pre heater), alat pemanas ini dilengkapi dengan 30 buah pipa pemanas ukuran 2 dim. Di pre heater suhu mencapai 80-95 oC, selanjutnya nira panas dialirkan melalui pipa ukuran 2 dim ke wajan nomor 1, 2, 4, 5. Sesudah proses penguapan balance (stabil) nira dari wajan nomor 4 dipindahkan ke wajan nomor 1 (pemanas api langsung). Kemudian dari wajan nomor 1 dipindahkan ke wajan nomer 2 terus ke wajan nomer 3
?  Untuk mempercepat sirkulasi nira & buih dan mempercepat penguapan maka di wajan nomor 1 – 2 – 4 – 5 dipasang silinder terbuka
?  Untuk meredam buih yang timbul pada waktu proses penguapan/pemekatan nira bisa dilakukan dengan cara memercikan minyak kelapa dengan takaran 1 sendok teh untuk satu wajan.
7.   MASAKAN DAN KRISTALISASI
Proses pemekatan nira menjadi masakan berlanjut di pan masakan terbuka atau wajan nomor 3 yang dilengkapi dengan pengaduk mekanik dengan putaran 16 rpm. Di wajan ini masih terjadi penguapan air namun jumlahnya tidak terlalu besar. Suhu di pan masakan / wajan no. 3 ini bisa mencapai 110 – 120 oC sejalan dengan meningkatnya kekentalan masakan.
Masakan tersebut terus diaduk sambil diuapkan dan  dipekatkan sampai kepekatan tertentu (masak) dengan petunjuk/pedoman sebagai berikut :
?       Permukaan masakan di wajan kelihatan meletup-letup seperti
         kawah seperti ditunjukan pada Gambar no. 6 ( Terlampir).
?    Bila masakan diangkat pakai serok kemudian dituangkan maka akan terlihat tetesan masakan jatuh menyerupai benang seperti kaca.
?     Bila masakan tadi diambil dengan serok kemudian dituangkan kedalam air akan langsung mengeras dan membeku.
?    Bila sudah masak, pengaduk di stop dan kemudian diangkat keatas dengan cara memutar roda yang terletak dibagian atas alat pengaduk. Kemudian masakan dipindahkan ke palung pendingin (coolling crystallizer), disini masakan didinginkan sambil diputar dengan kecepatan putaran pengaduk 8 rpm. Sebagai mediator pendingin masakan menggunakan air dalam mantel dan udara luar.
?       Sesudah suhu masakan turun menjadi 82 – 84 oC, masakan bisa dikeluarkan dari coolling crystallizer kemudian dibawa ke tempat pencetakan untuk dicetak sesuai bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditentukan.
 8.   PENCETAKAN DAN PENGEMASAN GULA
      Pencetakan Gula Merah
Bentuk fisik produksi gula merah ada dua macam yaitu gula cetak dan gula awur (granular).  Gula cetakan berbentuk silender dengan ukuran :
a).  diameter 5,5 cm dengan tebal 2,5 cm.
            b).  diameter 7,5 cm dengan tebal 2,5 cm.
 Kemungkinan juga diproduksi gula awur untuk konsumsi pabrik kecap. Direncanakan proporsi produksi gula cetak ± 75 % dan gula awur ± 25 %.

            Pengemasan gula merah  
      Hasil gula cetakan dimasukan kedalam plastik dulu, kemudian dimasukan ke karung plastik dan karung diikat/dijahit.  Berat tiap karung sekitar 25 kg. Demikian juga untuk gula awur dengan berat tiap karung 25 kg.

 9.   PENYIMPANAN GULA DI GUDANG GULA
Gula produk disimpan di dalam gudang dengan kelembaban yang rendah dan tidak boleh kena sinar matahari secara langsung. Sirkulasi udara di gudang harus baik untuk menjaga agar kondisi ruangan tidak panas (gerah). Didalam gudang perlu dipasang alat Humiditymeter & termometer sehingga sewaktu-waktu dapat dikontrol kelembaban dan suhu ruangan.
No Jenis Peralatan Utama Kegunaannya
1 Timbangan Tebu -  Untuk mengetahui berat tebu yang     digiling atau untuk menimbang tebu
     
2 Crane tebu, kapasitas10 ton sekali timbang -  Untuk mengangkat dan memindahkan tebu     dari truck ke meja tebu untuk siap digiling.  
     
3 Gilingan tebuKapasitas 2 ton/jam - Untuk memerah nira tebu dari batang tebu atau untuk memisahkan antara nira tebu dan ampas
     
4 Pre heater atau pemanas pendahuluan - Untuk menampung dan memanaskan nira bersih hasil dari gilingan, sehingga nira masuk ke wajan-wajan/pan terbuka sudah dalam keadaan panas.
     
5 WajanDibuat dari bahan besi cor Jumlah wajan 5 buah. -  Sebagai alat penampung nira dari pre heater (pemanas) sekaligus sebagai alat pemanasan untuk menguapkan air yang terkandung di dalam nira tebu sampai diperoleh nira dengan kepekatan tertentu .
     
6 Pengaduk (Agitator)Kecepatan 16 rpm - Sebagai alat untuk mengaduk nira pekat sehingga sirkulasi nira di wajan makin baik merata, tidak terjadi pemanasan setempat bisa  mempercepat proses penguapan.-  Meminimalkan kerusakan gula (sukrosa), sukrosa tidak menjadi karamel dan pecah menjadi gula invert (glukosa)
     
7 Coolling CrystallizerLengkap dng. Termometer Kecepatan pengaduk 8 rpm - Tempat kristalisasi. Sebagai alat untuk mendinginkan masakan & mempercepat pembentukan kristal masakan. Makin banyak kristal yang terbentuk makin memudahkan proses pencetakan gula. Masakan diturunkan sesudah mencapai suhu 82-84 oC
     
  Peralatan Kontrol  
1 pH meter/ Kertas pH -  Untuk mengukur/mengetahui keasaman nira sebelum diproses maupun untuk mengukur pH nira sesudah ditambah larutan kapur
     
2 Termometer - Untuk mengetahui dan mengontrol suhu  nira atau masakan di wajan


http://www.hdrfarm.com/?p=129

4. Ragam proses produksi Teh

Teh yang benar-benar baik umumnya berasal dari pucuk daun atau daun teh muda yang belum mekar. Untuk menghasilkan 1 pound (0,45 kg) teh berkualitas paling baik, diperlukan lebih dari 80.000 petikan. Produksi teh merupakan proses padat karya dan setiap tahap penting untuk mendapatkan teh berkualitas tinggi.
Untuk menghasilkan teh putih, diperlukan daun teh pilihan yang menuntut penanganan ekstra hati-hati setelah pemetikan. Cuma daun-daun paling muda, yang masih dipenuhi bulu putih pendek atau bulu halus, yang digunakan. Proses produksi teh putih ini terdiri atas dua tahap, yakni penguapan dan pengeringan. Terkadang teh putih juga difermentasi dengan sangat ringan. Tanpa adanya pelayuan, penggilingan dan fermentasi ini membuat penampilannya nyaris tak berubah. Teh yang dihasilkan pun berwarna putih keperakan.
Ketika dihidangkan, teh putih memiliki warna kuning pucat dan aroma yang lembut dan segar. Teh ini merupakan yang paling lembut di antara semua jenis teh.
Untuk memproduksi teh hijau juga tidak bisa dilakukan sembarangan. Yang hendak dicapai dalam memproduksi teh hijau adalah mempertahankan manfaat kesehatannya, kemurnian, dan senyawa aktif daun teh segar sehingga semuanya itu dapat dirasakan ketika teh disajikan.
Setelah dipetik, daun-daun yang masih hijau dilayukan di udara panas. Begitu menjadi layu, daun-daun itu secara tradisional disangrai dengan menggunakan wok (kuali logam untuk masak masakan Tionghoa). Tujuannya, untuk mencegah oksidasi pada daun. Proses berikutnya memberi bentuk pada daun-daun tersebut, yakni terpilin, keriting, atau bundar, sekaligus menambah keawetannya. Proses ini juga membantu pengaturan pengeluaran senyawa alami dan aroma selama penyeduhan. Tahap terakhir, daun-daun itu dikeringkan dengan pengapian sehingga keharuman dan aroma alaminya tetap terjaga. Begitu pula dengan warna hijaunya.
Proses produksi untuk menghasilkan teh oolong lebih rumit lagi. Tapi tidak serumit pembuatan teh hitam. Teh ini diproses dengan menjaga agar daun tehnya tetap utuh. Karenanya dibuat dari daun-daun teh yang lebih besar dan lebih tua.
Segera setelah dipetik, daun dijemur di bawah sinar matahari untuk pelayuan. Tujuannya untuk menurunkan kadar air dan menjadikannya lebih lembut. Daun-daun itu kemudian diletakkan dalam keranjang bambu dan dikocok-kocok dengan cepat untuk merusak pinggiran daun. Pada tahap berikutnya, daun-daun itu ditebar dalam suatu tempat untuk dikeringkan. Proses pengocokan dan penebaran daun-daun tersebut diulang beberapa kali. Tepi daun yang rusak akan berubah merah akibat proses fermentasi sementara bagian tengahnya masih hijau.
Tingkat fermentasinya tergantung pada tipe oolongnya. Variasinya kira-kira dari 20% untuk oolong "hijau", hingga 60% untuk oolong formosa klasik. Begitu tingkat fermentasi yang diinginkan tercapai, proses itu mesti dihentikan segera. Ini dilakukan dengan pemanasan daun-daun itu dalam panci pada temperatur tinggi.
Sedangkan dalam proses produksi teh hitam, proses fermentasi berlangsung penuh, yang menyebabkan daun-daun teh berubah menjadi hitam dan memberi rasa khas. Setelah pemetikan, daun yang masih hijau ditebar di atas wadah pada rak untuk dilayukan selama 12 - 18 jam. Selama proses pelayuan yang lama itu, daun kehilangan banyak kadar airnya, menjadi lembut dan layu sehingga daun-daun itu mudah digiling.
Selama penggilingan, membran daun hancur, memungkinkan keluarnya sari teh dan minyak esensial yang memunculkan aroma khas. Setelah penggilingan, daun-daun itu dibawa ke sebuah ruangan yang besar, dingin, dan lembab. Di sana daun-daun itu ditaruh dalam semacam baki untuk difermentasi. Selama proses fermentasi, warna daun menjadi lebih gelap dan sarinya menjadi kurang pahit. Sebaliknya, ciri-ciri rasa teh hitam - dari harum sampai berbau seperti buah-buahan atau kacang-kacangan dan pedas - mulai muncul. Proses fermentasi itu dihentikan pada saat di mana aroma dan rasanya sudah maksimal. Ini dilakukan dengan memanaskan daun-daun itu di dalam oven. Sarinya mengering di permukaan daun dan bertahan relatif tetap sampai dilepaskan oleh air panas selama penyeduhan.
Pada tahap akhir, daun-daun dipisah-pisahkan menurut ukuran. Selama proses produksi, banyak daun teh robek atau remuk sehingga teh akhir terdiri atas daun utuh, daun robek, dan partikel-partikel yang lebih kecil.
Untuk menyeduh teh juga tak bisa sembarangan kalau ingin mendapatkan hasil seduhan yang sempurna serta nikmat dan manfaatnya bisa dirasakan. Tata cara penyeduhan itu meliputi lima tahap. Pertama, siapkanlah teko/ceret teh. Kalau tidak ada teko, cukup sediakan wadah yang tak melepaskan bau dan tahan panas. Tuangkan satu sendok kecil daun teh untuk setiap cangkir teh yang akan disajikan.
Untuk menyeduh teh hitam dan oolong, gunakan air matang yang masih dalam keadaan mendidih. Untuk teh putih dan hijau, gunakan air yang baru mulai menguap. Setelah air dituang, tunggu 3 - 5 menit untuk teh hitam, 1 - 3 menit untuk teh hijau, dan 5 - 7 menit untuk teh putih dan oolong. Masa penyeduhan ini bisa diatur menurut selera penikmatnya. Saring daun tehnya dan sajikan. Sruupppp ... hmmm ....
Selain keempat jenis teh tadi, belakangan juga muncul teh "bohongan" yang dikenal dengan nama teh herbal. Teh imitasi ini dikemas seperti layaknya teh betulan, diseduh seperti teh, dan diminum seperti teh. Tapi teh ini tak terbuat dari daun teh yang sebenarnya. Teh herbal dibuat dari bebungaan, bebijian, dedaunan, atau akar dari beragam tanaman. Teh jenis ini umumnya diminum untuk keperlukan pelangsingan tubuh.

http://chade01.multiply.com/journal/item/9/Ragam_proses_produksi_Teh

3. Proses Produksi Teh

Proses Penggilingan Teh Hitam

Pelayuan pucuk
Pucuk teh yang telah dipetik akan terjadi perubahan – perubahan senyawa polisacharida dan protein. Ini mengakibatkan perubahan gula didalam daun yang dilayukan. Kandungan asam amino akan meningkat demikian pula dengan asam - asam organik lainnya. Semua perubahan ini dalam istilah pengolahan disebut sebagai proses pelayuan hal ini memberi pengaruh terhadap mutu teh.

Perubahan – perubahan kimiawi ini akan terganggu apabila pucuk terkena udara panas secara berlebihan atau pucuk mengalami kerusakan mekanis. Agar pucuk dapat digiling dengan baik pada proses penggilingan maka pucuk harus lentur. Oleh sebab itu kandungan air pucuk harus dikurangi dengan cara menghembuskan angin dengan RH rendah melalui pucuk. Pelayuan fisik ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan udara panas dengan waktu kurang dari 6 jam.

Kerataan tingkat layu fisik sangat menentukan mutu teh. Hasil petikan pucuk yang kasar dan rusak tidak akan menghasilkan mutu yang baik. Kira – kira 65 % air yang terkandung di dalam pucuk segar harus dihilangkan selama proses pelayuan, agar pucuk layu cukup lentur dan lemas untuk dapat digiling tanpa terpotong-potong.

Di dalam praktek pelayuan dilakukan dengan menggunakan kontak layuan ( Witehring trough ) atau dengan menggunakan rak – rak kayu yang ditumpuk. Di ujung kotak atau rak terdapat kipas yang berfungsi untuk menarik hawa panas yang dihasilkan dari mesin pengeringan yang terletak disebelah bawah kamar pelayuan.

Penggilingan Pucuk Layu
Tujuan utama penggilingan dalam pengolahan teh hitam adalah :
Mememarkan dan menggiling seluruh bagian pucuk agar sebanyak mungkin sel – sel daun mengalami kerusakan sehingga proses fermentasi dapat berlangsung secara merata.

Memperkecil daun agar tercapai ukuran yang sesuai dengan ukuran grade – grade teh yang diharapkan oleh pemasaran.

Memeras cairan sel daun keluar sehingga menempel pada seluruh permukaan partikel – pertikel teh.

Mesin – mesin dan peralatan yang digunakan terdiri dari :

Mesin penggilingan Open Top Roller( OT ) yaitu sebuah selinder yang terbuka di bagian atasnya dan bergerak memutar horizontal di atas sebuah meja yang dilengkapi dengan jalur – jalur gigi dan kerucut tumpul  pada titik pusatnya, alat ini terbuat dari bahan metal yang tahan karat dimana kecepatan putarannya 42 rpm.

Mesin penggiling press Cap Roller ( PC ) yang bentuknya sama dengan OT. Hanya saja penekan atau press cap untuk memberikan tekanan pada teh yang sedang digiling.

Mesin giling Rotervance ( RV ) yaitu sebuah silinder yang berukuran garis tengah inci ( 20 cm ) yang diletakan horizontal. Di dalam selinder ini terdapat as yang dilengkapi dengan sirip – sirip spiral pengisi. Pada bagian ujung terdapat plat pengatur tekanan berbentuk silang. As berputar dengan kecepatan 40 – 46 rpm tergantung dari kebutuhan.

Mesin ayak pemecah gumpalan teh atau Ballbreaker sifter ( BBS ). yang berputar horizontal dengan rpm 140 dilengkapi dengan konveyor pengisi untuk mengatur kerataan jumlah teh yang diayak.

Proses penggilingan dapat juga dikatakan proses sortasi basah., karena pada tahap ini hasil penggilingan akan berbentuk beberapa jenis bubuk teh : bubuk – 1, bubuk- 2, bubuk-3, bubuk-4 dan yang paling kasar disebut badag. Bubuk –1 dihasilkan dari pengayakan hasil pertama dari gilingan kedua dan demikian selanjutnya.

Urutan proses penggilingan di pabrik teh Maleber disusun sebagai berikut ( salah satu dari program giling ) : gilingan pertama menggunakan OT selama 40 Menit gilingan kedua : seluruh hasil gilingan pertama digiling ulang dengan rotervane 8” pengayakan hasil gilingan rotervane 8” (bubuk–1).Penggilingan ketiga menggunakan PC untuk sisa pengayakan ke-1 pengayakan hasil gilingan PC ( bubuk – 2 ). Penggilingan keempat menggunakan PC untuk sisa pengayakan ke-2 pengayakan hasil gilingan PC ( bubuk –3 dan badag )

Penggilingan PC memakan waktu 30 menit dengan pemberian tekanan 2 x 10 menit dan melepas tekanan ( Kirab ) 2 x 5 menit.

Berbagai jenis program digunakan dalam praktek oleh pabrik – pabrik teh hitam di Indonesia. Dalam hal ini yang diperhatikan adalah bahwa proses penggilingan ini disertai oleh proses fermentasi.

Proses fermentasi memerlukan pengaturan waktu yang tepat. Oleh sebab itu setiap program giling harus di tunjang oleh kelengkapan mesin yang tepat dan cukup jumlahnya dengan layout penempatan yang tepat pula. Kesemuanya disesuaikan pula dengan potensi hasil kebunnya. Mutu hasil akhir pengolahan teh hitam yang mantap ( konstan ) dari hari ke hari, merupakan tujuan yang utama.

Didalam tahap proses penggilingan ini pula, dipersiapkan dan dibentuk ukuran teh, sehinnga pada tahap sortasi teh tersebut sudah dalam ukuran yang sama.

Hasil penggilingan dan pengayakan basah yang baik, adalah yang dapat menghasilkan persentase yang setinggi mungkin untuk bubuk 1 dan 2 dengan ukuran teh yang kecil. Persentase bubuk 1 dan bubuk 2  harus sama dengan persentase bagian muda atau halus dari analisa pucuknya, dan kisama pula dengan persentase mutu ke 1 hasil sortasi keringnya.

Waktu lama fermentasi dihitung ketika pucuk layu masuk kedalam mesin giling petama sampai bubuk hasil giling pertama dimasukan kedalam mesin pengering. Agar semua bubuk basah yang dihasilkan setiap penggilingan mengalami waktu lama fermentasi yang sama, diperlukan perhitungan penyesuaian output gilingan dan input ( kapasitas ) mesin pengeringnya . Untuk itu setiap bubuk hasil penggilingan harus ditimbang dan dicatat. program giling diatas ternyata dapat menghasilkan bubuk 1 dan bubuk 2 masing –masing 30 % dan 40 % ( jumlah 78 % sampai 80 %)

Ruang penggilingan memerlukan kelembaban udara 95 % untuk menjaga agar tidak terjadi penguapan air dari teh yang sedang digiling. Khususnya bubuk basah yang sedang menungggu giliran masuk kedalam mesin pengering. Pengurangan kadar air dalam bentuk basah dapat menghambat proses oksidasi. Udara dalam ruangan harus segar dan cukup karena proses oksidasi memerlukan oksigen yang cukup pula.

Karena teh sangat peka terhadap bau-bauan, maka ruangan dan peralatan harus dijaga agar selalu bersih dan tidak bau. Air yang bersih untuk mencuci peralatan dan lantai ruangan harus cukup tersedia.

Pengeringan
Selain menghentikan proses oksidasi dalam bubuk teh basah, pengeringan bertujuan pula untuk menurunkan kandungan air didalam teh sampai +3 % kandungan air yang rendah ini bertujuan agar hasil pengeringan dapat mempertahankan mutu baiknya.

Mesin pengering konvensional yang hingga sekarang masih banyak digunakan industri teh hitam, adalah Endles Chain pressure Dryer ( ECP ). Mesin ini mengeringkan teh diatas rantai – rantai baki. Mesin dengan rantai – rantai baki 2 tingkat disebut “two stage ECP” yang bertingkat 3 disebut “three stage ECP” dan yang 4 disebut “four stage ECP”. Jenis ECP yang mutakhir yang banyak digunakan adalah jenis two stage.

Udara panas dengan suhu + 98°C dihembuskan dari bawah melalui lapisan teh diatas rantai terbawah kemudian keluar melalui lapisan teh diatas rantai baki paling atas. Suhu udara yang keluar dari mesin pengering ada sekitar 49°C kurang lebih 20 menit diperlukan untuk mngeringkan teh bubuk hingga kadar airnya mencapai 3 %.

Proses pengeringan bersama dengan proses penggilingan merupakan bagian dari pengolahan teh hitam yang harus dijalankan sesuai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan.

Sortasi keringan dan penyimpanan
Tujuan utama dari sortasi kering ini adalah memisahkan ukuran – ukuran teh yang terjadi akibat proses penggilingan menjadi kelompok – kelompok grade teh yang sesuai dengan permintaan pasaran teh sekarang ( Internasional ). Karena teh kering sangat peka terhadap kelembaban udara (sangat higroskopis) maka proses sortasi kering ini harus dilaksanakan sesederhana dan secepat mungkin.

Grade – grade ( jenis- jenis ) teh hitam yang dihasilkan sebagian besar oleh pabrik – pabrik di Indonesia sekarang adalah :

1. BOP = Broken Orange Pecco

2. BOPF = Broken Orange Pecco Pannings

3. PF = Pecco Panings

4. Dust

5. BP = Broken Pecco

6. BT = Broken Tea

Persentase grade pertama ini umumnya dapat mencapai 70 % hingga 85 % dari semua teh yang dihasilkan tergantung dari mutu standar petikan dan kondisi pucuknya. Besar kecilnya ukuran, sehingga sesuai dengan permintaan standar ukuran pasaran teh hitam, tergantung dari standar petikan, derajat layuan dan program gilingnya.

Mesin – mesin pengayak yang digunakan dalam sortasi kering, dibedakan satu dengan yang lainnya oleh jenis geraknya. Rotating sifter adalah mesin ayak yang gerakannya berputar horizontal. Sedangkan yang gerakannya maju mundur disebut mesin ayak Reciprocating dan yang naik turun disebut Vibrating Sifter disamping itu mesin pemisah tulang Electrostatic Stalk Separator. Winnower adalah mesin pemisah ukuran teh menurut berat jenis dengan menggunakan kipas penghisap angin.

Mesin ayak yang gerakannya maju mundur digunakan untuk memisahkan ukuran – ukuran yang bentuknya memanjang dari ukuran – ukuran teh yang bentuknya bulat.

Segera setelah selesai proses sortasi kering ini, semua teh ditimbang menurut jenis gradenya untuk kemudian dimasukan kedalam peti penyimpanan ( peti miring atau tea bin ). Dapat dibedakan bahwa sejumlah hasil timbangan grade-grade teh tersebut akan lebih besar dari pada berat teh keringnya. Besar kecilnya persentase overweight ini tergantung dari kelembaban udara ruang sortasi dan lamanya waktu yang diperlukan untuk proses sortasi.

Penyimpanan teh dalam peti miring akan memberikan kesempatan bagi suatu proses pematangan mutu dan mengumpulkan teh menurut jenisnya sehingga dapat di kemas dalam jumlah yang sama pada setiap kali pengepakan.

Semua rangkaian kegiatan proses produksi dari mulai pelayuan s/d sortasi masih menggunakan system ortodok (jaman dulu), namun hasilnya tidak kalah dengan system yang modern.
















   


http://www.tenggaramaleber.com/proses-produksi-teh

2. Proses Produksi

Proses Produksi Tempe
Tahapan proses produksi tempe adalah sbb :

  1. Biji kedele yang telah di pilih/di bersihkan dari kotoran, dicuci dengan air PDAM atau air sumur yang bersih selama 1 jam.
  2. Setelah bersih kedele di rebus dalam air selama 2 jam.
  3. Kemudian direndam 12 jam dalam air panas/hangat bekas air perebusan dengan maksud supaya kedele mengembang.
  4. Berikutnya di rendam dalam air dingin selama 12 jam.
  5. Setelah 24 jam seperti butir 3 dan butir 4 diatas, kedele di cuci/dikuliti (dikupas).
  6. Setelah di kupas , direbus untuk membunuh bakteri yang kemungkinan tumbuh selama perendaman.
  7. Kedele di ambil dari dandang, letakkan di atas tampah dan diratakan tipis-tipis. Biarkan dingin sampai permukaan keping kedele kering dan airnya menetes habis.
  8. Kemudian di campur dengan laru (ragi 2 %) guna mempercepat/meransang pertumbuhan jamur. Proses mencampur kedele dengan ragi memakan waktu sekitar 20 menit. Tahap peragian (fermentasi) adalah kunci keberhasilan atau tidaknya membuat tempe kedele.
  9. Bila campuran bahan fermentasi kedele sudah rata, kemudian dicetak pada loyang atau cetakan kayu dengan lapisan plastik atau daun yang akhirnya di pakai sebagai pembungkus. Sebelumnya, plastik di lobangi/ditusuk-tusuk. Maksudnya ialah untuk memberi udara supaya jamur yang tumbuh berwarna putih. Proses percetakan/pembungkus memakan waktu 3 jam.
  10. Campuran kedele yang telah dicetak dan diratakan permukaannya di hamparkan di atas rak dan kemudian ditutup selama 24 jam.
  11. Setelah 24 jam tutup di buka dan didinginkan/diangin-anginkan selama 24 jam. Setelah ini campuran kedele telah menjadi tempe siap jual.
  12. Untuk tahan lama, tempe yang misalnya akan menjadi produk ekspor dapat di bekukan dan dikirim ke luar negeri di dalam peti kemas pendingin. Proses membekukan tempu untuk ekspor sbb : mula-mula tempe di iris-iris setebal 2 – 3 cm dan di blanching direndam dalam air mendidih selama lima menit untuk mengaktifkan kapang dan enzim. Kemudian tempe di bungkus dengan plastik selofan dan di bekukan pada suhu 40 derajat Celcius sekitar 6 jam. Setelah beku disimpan pada suhu beku sekitar 20 derajat celcius selama 100 hari tanpa mengalami perubahan sifat penampak warna, bau dan rasa.

Proses produksi Tahu
Tahap dalam proses produksi tahu adalah sbb :
  1. Kedele dipilih dengan penampi untuk memilih biji kedele besar. Kemudian di cuci serta direndam dalam air besar selama 6 jam.
  2. Setelah di rendam di cuci kembali sekitar 1/2 jam
  3. Setelah di cuci bersih kedelai di bagi-bagi diletakkan dalam ebleg terbuat dari bambu atau plastik.
  4. Selanjutnya kedele giling sampai halus, dan butir kedele mengalir dengan sendirinya kedalam tong penampung.
  5. Selesai digiling langsung direbus selama 15 – 20 menit mempergunakan wajar dengan ukuran yang besar-besar . Sebaiknya jarak waktu antara selesai digiling dan dimasak jangan lebih dari 5 – 10 menit, supaya kualitas tahu menjadi baik.
  6. Selesai di masak bubur kedele diangkat dari wajan ke bak/tong untuk disaring menggunakan kain belacu atau mori kasar yang telah di letakkan pada sangkar bambu. Agar bubur dapat di saring sekuat-kuatnya diletakkan sebuah papan kayu pada kain itu lalu ada satu orang naik di atasnya dan menggoyang-goyang, supaya terperas semua air yang masih ada pada bubur kedele. Limbah dari penyaringan berupa ampas tahu. Kalau perlu ampas tahu diperas lagi dengan menyiram air panas sampai tidak mengandung sari lagi. Pekerjaan penyaringan di lakukan berkali-kali hingga bubur kedele habis.
  7. Air sampingan yang tertampung dalam tong warna kuning atau putih adalah bahan yang akan menjadi tahu. Air saringan di campur dengan asam cuka untuk menggumpalkan. Sebagai tambahan asam cuka dapat juga air kelapa atau cairan whey (air sari tahu bila tahu telah menggumpal) yang telah di eramkan maupun bubuk batu tahu (sulfat kapur)
  8. Gumpalan atau jonjot putih yang mulai mengendap itulah yang nanti sesudah di cetak menjadi tahu. Air asam yang masih ada dipisahkan dari jonjot-jonjot tahu dan disimpan, sebab air asam cuka masih dapat digunakan lagi. Endapan tahu dituangkan dalam kotak ukuran misalnya 50 x 60 cm 2 dan sebagai alasnya di hamparkan kain belacu. Adonan tahu kotak dikempa, sehingga air yang masih tercampur dalam adonan tahu itu terperas habis. Pengempaan dilakukan sekitar 1 menit, adonan tahu terbentuk kotak, yang sudah padat, di potong-potong, misalnya dengan ukuran 6 x 4 cm 2, sebelulm menjadi tahu siap di jual.
     
     http://bankresep.wordpress.com/2007/03/07/aspek-teknis-produksi-tempe-tahu/