Selasa, 12 Oktober 2010

1. Jenis-jenis Pembagian Bonus Karyawan

Pembagian keuntungan (Profit sharing)
Karyawan menerima bonus-bonus berdasarkan besar-kecilnya keuntungan perusahaan. Pembayaran dalam bentuk cash, atau ditabungkan ke dalam dana pensiun.
Pembagian perolehan (Gain sharing)
Manakala suatu target terlampaui oleh suatu unit kerja, kepada anggota unit diberikan sejumlah bonus. Target sering didasarkan pada produktivitas, kualitas, dan mutu pelayanan kepada pelanggan.
Bonus lump-sum (Lump-sum bonus)
Di samping kenaikan upah atau gaji, karyawan menerima pula sekali pembayaran cash berdasarkan pelaksanaan kerja mereka, atau berdasar kesepakatan antara perusahaan dan serikat karyawan. Bonus bukan merupakan bagian dari gaji rutin karyawan.
Pembayaran untuk keahlian (Pay for knowledge)
Gaji atau upah karyawan akan naik sesuai perkembangan jenis ketrampilan atau keahlian yang mereka kuasai, tidak peduli jenis pekerjaannya.
AGAR BERLANGSUNG EFEKTIF
• Pengikutsertaan karyawan secara kolektif harus berdampak pada perolehan laba.
• Untuk sudi membagi keuntungan, pemilik perusahaan harus mempunyai penilaian yang cukup mengenai kontribusi para karyawan.
• Sasaran-sasaran yang ingin dicapai perusahaan hendaknya terukur jelas.
• Pihak manajemen harus bisa mendorong keterlibatan karyawan.
• Para karyawan mesti memiliki kepercayaan yang tinggi pada manajemen perusahaan.
• Para karyawan harus memiliki kesadaran bahwa tingkat kesejahteraan mereka merupakan cerminan dari keadaan perusahaan.
• Manajemen mesti memiiiki hubungan yang sangat baik dengan para karyawan.
• Jenis-jehis ketrampilan harus diidentifikasikan, dan tetapkan penggolongan upah/gaji.
• Perusahaan mesti mengembangkan system ipenilaian atas karyawan secara tepat, dan prosedur pelatihan yang baik.
KEBAIKAN
• Formula insentif ini sangat sederhana dan mudah diterangkan.
• Pola insentif ini cukup aman. Diberikan hanya kalau perusahaan mencetak sejumlah keuntungan tertentu.
• Pola ini mempersatukan kepentingan finansial karyawan dan perusahaan.
• Pola ini mempertinggi koordinasi dan kerjasama karyawan.
• Para karyawan banyak belajar mengenai bisnis perusahaannya, dan memfokuskan diri pada target yang ingin dicapai.
• Pola ini memungkinkan perusahaan memiliki kontrol yang lebih besar atas biaya-biaya tetap, dengan membatasi kenaikan gaji dan upah karyawan.
• Dengan meningkatkan fleksibilitas, pola ini memungkinkan perusahaan bekerja dengan jumlah staf yang lebih ramping.
• Pola ini memberikan perspektif yang luas pada karyawan, dan membuat mereka lebih mahir dalam upaya
KEBURUKAN
• Pembagian bonus tahunan dapat menyebabkan karyawan mengabaikan sasaran jangka panjang perusahaan.
• Banyak faktor lain yang berada di luar control karyawan, yang mempengaruhi laba.
• Bila targetnya produktivitas, bukan tidak mungkin karyawan mengabaikan factor kualitas.
• Perusahaan boleh jadi harus tetap membayar bonus kendati usaha merugi.
• Pihak manajemen kadang-kadang membagikan bonus secara subyektif, sehingga karyawan merasakan adanya ketidakadilan.
• Kebanyakan karyawan hanya akan mempelajari jenis ketrampilan tertentu yang mereka anggap bermanfaat bagi diri mereka; biaya buruh/karyawan akan naik.
• Biaya penyelenggaraan pelatihan karyawan akan tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar