Selasa, 12 Oktober 2010

4. Menetapkan Harga

Menetapkan harga yang paling sederhana adalah dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut.
  1. Melihat harga pesaing. Tetapkan, apakah Anda menginginkan harga lebih mahal atau lebih murah dibandingkan dengan pesaing.
  2. Melihat biaya produksi. Jelas bahwa menjalankan usaha harus mendapatkan untung sehingga harga jual harus menguntungkan. Jika tidak, Anda harus mengupayakan cara-cara baru dalam berproduksi, melakukan efisiensi, atau melakukan kemasan ulang sehingga barang Anda layak dijual dengan harga yang diinginkan.
Handito Hadi Joewono, seorang pakar pemasaran, menguraikan strategi penetapan harga yang lebih kreatif. Anda bisa mengadopsinya sesuai kondisi usaha Anda. Berikut rangkumannya.
  • Price discrimination
    Price diskrimnination 
    menetapkan beberapa skema harga yang berbeda untuk produk yang sama. Ada 3 pendekatan perbedaan harga sebagai berikut
menetapkan beberapa skema harga yang berbeda untuk produk yang sama. Ada 3 pendekatan perbedaan harga sebagai berikutFirst degree price discrimination. Pendekatan ini memberlakukan harga yang berbeda untuk konsumen yang berbeda. Harga yang ditentukan berdasarkan harga tertinggi yang bersedia dibayar konsumen. Contohnya, penumpang pesawat terbang meskipun tempat duduknya bersebelahan, harga karcis yang mereka beli belum tentu sama. Hal ini terjadi karena waktu dan cara beli mereka. Penumpang yang punya waktu cukup banyak bisa memilih tiket promosi yang cukup murah, tetapi bagi pebisnis atau orang yang pergi terburu-buru maka harga tiket tidak terlalu penting, asalkan segera berangkat.
Second degree price discrimination. Pendekatan ini menggunakan strategi harga yang berbeda untuk konsumen yang sama. Biasanya perbedaan harga terjadi karena volume pembelian. Misalnya membeli baju di grosir Mangga Dua, harga satu potong Rp 100.000,00. Jika membeli satu lusin, harga per potongnya bisa turun menjadi Rp 75.000,00. Harga ini sangat umum dilakukan oleh pedagang.
Third degree price discrimination. Strategi ini dilakukan dengan cara harga berbeda untuk pasar yang berbeda. Biasanya penetapan harga dibedakan atas perbedaan potensi pasar. Makin besar potensi pasar, makin rendah harga yang berlaku. Pembuat pempek di Palembang rela menjual pempeknya seharga Rp3.500,00/potong ke daerah tertentu meskipun di warung miliknya Rp 5.000,00/potong
  • Two part pricingIni adalah strategi penetapan harga yang lebih kreatif. Umumnya dilakukan oleh pebisnis modern. Strategi ini menetapkan dua harga yang saling berkesinambungan untuk produk yang sama. Misalnya, untuk masuk ke Taman Impian Jaya Ancol, biasanya membeli tiket dua kali. Pertama, membayar harga masuk ke Taman Impian Jaya Ancol. Kedua, membayar tiket masuk ke Dunia Fantasi, Gelanggang Samudra, atau lainnya.
    Contoh lainnya, untuk menggunakan kartu kredit, pertama perlu membayar iuran tahunan dan kedua adalah membayar saat menggunakan kartu untuk berbelanja.
  • Block pricingBlock pricing dikenal juga sebagai “harga borongan”. Harga ini ditetapkan agar pembeli memilih untuk membeli semuanya atau tidak sama sekali. Pedagang kue dipasar senen sering menggunakan strategi ini untuk menghabiskan stok kuenya ketika kiosnya sudah mau tutup.
  • Commodity bundlingPenetapan harga ini cukup unik, terkadang agak rumit, tetapi memudahkan konsumen. Beberapa produk yang tidak sejenis dijual dalam satu paket harga. Ketika ingin menyewa ruang seminar di hotel plus konsumsi, pihak hotel bisa menawarkan paket antara sewa ruang dan harga makanan dalam satu paket, yakni dikenakan Rp 150.000,00/orang, termasuk harga sewa ruang dan seminar kita.
  • Peak load pricingPenumang kereta atau pesawat terbang pada musim liburan harus membayar lebih mahal dibandingkan hari biasa. Sebaliknya, restoran di pusat perbelanjaan sering kali memberi harga potongan untuk konsumen yang belanja di hari kerja.
  • Randomized pricingAcap kali pengusaha penjual sengaja tidak ingin berterus terang tentang harga yang sebenarnya kepada pesaing, bahkan juga ke konsumen sehingga penjual menetapkan harga semaunya, tergantung situasi. Ini sangat sering dirasakan di tempat wisata, ketika ingin membeli souvenir. Penjual biasanya memberikan harga yang sangat tinggi dan kita bisa menawar dengan harga serendah mungkin. Jika tidak pandai menawar maka harga yang terjadi adalah harga relatif mahal.

http://www.connecti.biz/library_articles.php?artikel_id=49&kategori_id=52

Tidak ada komentar:

Posting Komentar