Kamis, 14 Oktober 2010

5. STANDAR OPERASIONAL PROSES PRODUKSI GULA MERAH

STANDAR OPERASIONAL PROSES PRODUKSI GULA MERAH BERKWALITAS EKSPOR
 Standar Operasional Proses produksi gula merah perlu dibuat untuk pedoman kerja karyawan pabrik gula merah di PT. Haji Darma, sehingga bisa membantu secara teknis bagaimana cara memproduksi gula merah yang baik dan efisien.
1.   PERSIAPAN DAN PEMILIHAN BAHAN BAKU TEBU
 Bahan baku tebu harus dipilih dengan baik dan selektif, karena bahan baku merupakan faktor yang memegang peranan penting dan punya kontribusi 60 % terhadap produktivitas dan kualitas gula produk.
Tahap persiapan bahan baku tebu :
?    Sinder tebang dan angkut yang ditunjuk berkewajiban untuk mempersiapkan tebu giling dan jumlahnya sesuai dengan kapasitas giling yang direncanakan oleh Kepala Pabrik.
?   Tebu yang digiling sudah siap di dekat meja tebu satu hari sebelum giling dan tidak lebih dari 20 jam tebu harus sudah tergiling
?   Tebu sudah tertimbang / diketahui beratnya
?   Tebu harus sudah masak, bersih, segar dan brix batang tebu rata-  rata  ?     18 %
 
2.   PERSIAPAN PELUMASAN MESIN DAN PERALATAN
?   Mesin gilingan harus sudah dilumasi dengan minyak pelumas SAE 90 atau stand fat, terutama di roda-roda gigi, bearing, blok bantalan tempat penopang poros rol gilingan. Pelumas dan grease (stand-fat) diberikan di tempat yang telah disediakan.
?  Mesin penggerak gilingan (disel) harus sudah terisi pelumas dan cukup bahan bakar (solar). Untuk mesin diesel Janmar jenis minyak pelumas yang digunakan SAE 40 kelas CC atau CD. dan untuk mesin diesel Kubota menggunakan minyak pelumas SAE 30
Gear box reduction di pengaduk (agitator) dan coolling crystallizer  harus terisi pelumas  SAE 90 sampai permukaan (level) di kaca penglihat.
 
3.   PEMERAHAN TEBU DI GILINGAN
Mesin (motor diesel) dihidupkan selanjutnya dengan perantara roll ban dari poros mesin disel akan menggerakan roll ban yang terpasang di gilingan. Dengan demikian rol-rol mesin gilingan mulai berputar dengan putaran tertentu sesuai dengan kapasitas giling yang sudah dirancang oleh pabrik pembuatnya.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam proses penggilingan :
?   Setelan gilingan harus optimal dan disetel untuk daya perah nira ± 70 %
?   Tebu harus digiling secara kontinyu/terus menerus
?  Tebu dimasukan ke rol gilingan dengan jumlah 6 – 8 batang sekaligus dan diatur berjajar sesuai panjang rol gilingan
?  Jangan memasukan tebu cuma 1 – 2 batang atau sekedar menggiling karena akan menurunkan kapasitas giling dan hasil pemerahan nira tidak maksimal.
?    Ampas yang keluar dari gilingan langsung dijemur diterik matahari
 
4.   PERSIAPAN PEMBAKARAN & PEMANASAN DAPUR
Sebelum dilakukan pembakaran ampas / pemanasan di dapur semua wajan harus sudah terisi nira sampai volume ± 50 %. Adapun proses pembakaran di dapur (ruang bakar) berjalan sebagai berikut :
?  Pada awal pembakaran menggunakan bahan bakar berupa daduk tebu kering (sangkrah) yaitu dengan cara memasukan sangkrah diatas rangka bakar kemudian dinyalakan dengan api. Sesudah pembakaran berjalan lancar selanjutnya bisa menggunakan bahan bakar ampas tebu dan bahan bakar bisa diatur bergantian sesuai dengan kondisi pembakaran di  dapur.
? Pada awal giling belum tersedia ampas, maka langkah pertama bisa menggunakan bahan bakar sekam padi (berambut) untuk dibakar. Untuk membakar sekam menggunakan rangka bakar khusus  yang sudah terpasang di unit pengolahan pertama yang terletak paling timur.
?   Untuk memaksimalkan serta mengobarkan nyala api di dapur pembakaran perlu dialirkan udara (O2) dari bawah rangka bakar. Udara bisa  diperoleh dengan menggunakan alat elektrik blower.
?  Abu atau sisa pembakaran jatuh dari lubang-lubang rangka bakar dan menumpuk di lantai dapur ; perlu dikeluarkan setiap pagi hari
 
5.   PEMURNIAN NIRA
Pemurnian nira pada proses produksi gula merah menggunakan cara fisika yaitu dengan penyaringan nira dengan ukuran (mesh) tertentu. Ada empat tahap penyaringan nira, sebagai berikut :
?  Tahap pertama, Nira Perahan Pertama yang keluar dari gilingan disaring melalui saringan 50 – 100 mesh.
?   Tahap kedua, nira disaring melalui saringan ukuran 100 mesh
?   Tahap ketiga, nira disaring melalui saringan ukuran  125 mesh
?  Tahap keempat (terakhir). Nira disaring melalui saringan ukuran 150-175 mesh
?  Hasil nira sebelum diuapkan dipastikan bersih dari kotoran-kotoran kasar berupa ampas halus, tanag, pasir dll.
?  Nira dipanaskan sampai mencapai suhu sekitar 70 – 75 oC kemudian ditambahkan larutan kapur (CaOH2) sampai mencapai pH 6,9-7,0. Untuk melihat perubahan pH bisa menggunakan indikator kertas pH atau instrumen pH meter.
 
6.   PENGUAPAN NIRA
 Nira hasil penggilingan masih mengandung air sekitar 78 – 83 % atau brix nira 17 – 22 %. Air tersebut harus diuapkan sampai nira menjadi kental atau mencapai konsentrasi jenuh sampai mencapai brix 96 – 98 %. Proses penguapan berjalan sebagai berikut :
?  Nira sesudah melalui empat tahap pembersihan (penyaringan) dialirkan ke pemanas pendahuluan (pre heater), alat pemanas ini dilengkapi dengan 30 buah pipa pemanas ukuran 2 dim. Di pre heater suhu mencapai 80-95 oC, selanjutnya nira panas dialirkan melalui pipa ukuran 2 dim ke wajan nomor 1, 2, 4, 5. Sesudah proses penguapan balance (stabil) nira dari wajan nomor 4 dipindahkan ke wajan nomor 1 (pemanas api langsung). Kemudian dari wajan nomor 1 dipindahkan ke wajan nomer 2 terus ke wajan nomer 3
?  Untuk mempercepat sirkulasi nira & buih dan mempercepat penguapan maka di wajan nomor 1 – 2 – 4 – 5 dipasang silinder terbuka
?  Untuk meredam buih yang timbul pada waktu proses penguapan/pemekatan nira bisa dilakukan dengan cara memercikan minyak kelapa dengan takaran 1 sendok teh untuk satu wajan.
7.   MASAKAN DAN KRISTALISASI
Proses pemekatan nira menjadi masakan berlanjut di pan masakan terbuka atau wajan nomor 3 yang dilengkapi dengan pengaduk mekanik dengan putaran 16 rpm. Di wajan ini masih terjadi penguapan air namun jumlahnya tidak terlalu besar. Suhu di pan masakan / wajan no. 3 ini bisa mencapai 110 – 120 oC sejalan dengan meningkatnya kekentalan masakan.
Masakan tersebut terus diaduk sambil diuapkan dan  dipekatkan sampai kepekatan tertentu (masak) dengan petunjuk/pedoman sebagai berikut :
?       Permukaan masakan di wajan kelihatan meletup-letup seperti
         kawah seperti ditunjukan pada Gambar no. 6 ( Terlampir).
?    Bila masakan diangkat pakai serok kemudian dituangkan maka akan terlihat tetesan masakan jatuh menyerupai benang seperti kaca.
?     Bila masakan tadi diambil dengan serok kemudian dituangkan kedalam air akan langsung mengeras dan membeku.
?    Bila sudah masak, pengaduk di stop dan kemudian diangkat keatas dengan cara memutar roda yang terletak dibagian atas alat pengaduk. Kemudian masakan dipindahkan ke palung pendingin (coolling crystallizer), disini masakan didinginkan sambil diputar dengan kecepatan putaran pengaduk 8 rpm. Sebagai mediator pendingin masakan menggunakan air dalam mantel dan udara luar.
?       Sesudah suhu masakan turun menjadi 82 – 84 oC, masakan bisa dikeluarkan dari coolling crystallizer kemudian dibawa ke tempat pencetakan untuk dicetak sesuai bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditentukan.
 8.   PENCETAKAN DAN PENGEMASAN GULA
      Pencetakan Gula Merah
Bentuk fisik produksi gula merah ada dua macam yaitu gula cetak dan gula awur (granular).  Gula cetakan berbentuk silender dengan ukuran :
a).  diameter 5,5 cm dengan tebal 2,5 cm.
            b).  diameter 7,5 cm dengan tebal 2,5 cm.
 Kemungkinan juga diproduksi gula awur untuk konsumsi pabrik kecap. Direncanakan proporsi produksi gula cetak ± 75 % dan gula awur ± 25 %.

            Pengemasan gula merah  
      Hasil gula cetakan dimasukan kedalam plastik dulu, kemudian dimasukan ke karung plastik dan karung diikat/dijahit.  Berat tiap karung sekitar 25 kg. Demikian juga untuk gula awur dengan berat tiap karung 25 kg.

 9.   PENYIMPANAN GULA DI GUDANG GULA
Gula produk disimpan di dalam gudang dengan kelembaban yang rendah dan tidak boleh kena sinar matahari secara langsung. Sirkulasi udara di gudang harus baik untuk menjaga agar kondisi ruangan tidak panas (gerah). Didalam gudang perlu dipasang alat Humiditymeter & termometer sehingga sewaktu-waktu dapat dikontrol kelembaban dan suhu ruangan.
No Jenis Peralatan Utama Kegunaannya
1 Timbangan Tebu -  Untuk mengetahui berat tebu yang     digiling atau untuk menimbang tebu
     
2 Crane tebu, kapasitas10 ton sekali timbang -  Untuk mengangkat dan memindahkan tebu     dari truck ke meja tebu untuk siap digiling.  
     
3 Gilingan tebuKapasitas 2 ton/jam - Untuk memerah nira tebu dari batang tebu atau untuk memisahkan antara nira tebu dan ampas
     
4 Pre heater atau pemanas pendahuluan - Untuk menampung dan memanaskan nira bersih hasil dari gilingan, sehingga nira masuk ke wajan-wajan/pan terbuka sudah dalam keadaan panas.
     
5 WajanDibuat dari bahan besi cor Jumlah wajan 5 buah. -  Sebagai alat penampung nira dari pre heater (pemanas) sekaligus sebagai alat pemanasan untuk menguapkan air yang terkandung di dalam nira tebu sampai diperoleh nira dengan kepekatan tertentu .
     
6 Pengaduk (Agitator)Kecepatan 16 rpm - Sebagai alat untuk mengaduk nira pekat sehingga sirkulasi nira di wajan makin baik merata, tidak terjadi pemanasan setempat bisa  mempercepat proses penguapan.-  Meminimalkan kerusakan gula (sukrosa), sukrosa tidak menjadi karamel dan pecah menjadi gula invert (glukosa)
     
7 Coolling CrystallizerLengkap dng. Termometer Kecepatan pengaduk 8 rpm - Tempat kristalisasi. Sebagai alat untuk mendinginkan masakan & mempercepat pembentukan kristal masakan. Makin banyak kristal yang terbentuk makin memudahkan proses pencetakan gula. Masakan diturunkan sesudah mencapai suhu 82-84 oC
     
  Peralatan Kontrol  
1 pH meter/ Kertas pH -  Untuk mengukur/mengetahui keasaman nira sebelum diproses maupun untuk mengukur pH nira sesudah ditambah larutan kapur
     
2 Termometer - Untuk mengetahui dan mengontrol suhu  nira atau masakan di wajan


http://www.hdrfarm.com/?p=129

Tidak ada komentar:

Posting Komentar